Bisnis.com, JAKARTA — PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya optimistis pertumbuhan penjualan tenaga listrik hingga akhir tahun ini mampu mencapai 30,06 terrawatt hour meskipun terdampak pandemi Covid-19.
General Manager PLN UID Jakarta Raya Doddy B. Pangaribuan mengungkapkan bahwa akibat pandemi Covid-19, sampai dengan Oktober 2020 penjualan listrik di wilayah distribusi Jakarta mengalami penurunan hingga 4,95 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Pertumbuhan ini mulai minus pada April, ini sangat erat kaitannya dengan dimulainya pandemi. Sejak pandemi ini, kami strugling pertumbuhan penjualan negatif sampai dengan Oktober minus 4,95 persen," ujarnya dalam diskusi virtual Menoropong Pertumbuhan Ekonomi Jakarta di 2021, Kamis (3/12/2020).
Penurunan konsumsi listrik terjadi pada hampir semua segmen pelanggan PLN UID Jakarta Raya, kecuali segmen pelanggan rumah tangga.
Konsumsi listrik pada sektor pusat perbelanjaan/mal mengalami penurunan 44 persen, sektor perhotelan turun 35 persen, industri turun 31 persen, dan perkantoran turun 6 persen.
"Segmen residensial naik 8 persen. Ini tentu karena memang sebagian kegiatan dilakukan di rumah ya, ketika mulai ada PSBB," kata Doddy.
Baca Juga
Meski mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, realisasi penjualan listrik sampai dengan Oktober 2020 tersebut masih melampaui proyeksi skenario semasa pandemi.
Doddy menuturkan bahwa dalam skenario optimistis masa pandemi, penjualan listrik di wilayah distribusi Jakarta sampai dengan Oktober 2020 diperkirakan dapat mencapai 25,09 terrawatt hour (TWh).
Sementara itu, realisasinya ternyata mampu melampaui proyeksi tersebut, yakni sebesar 26,77 TWh.
Dia optimistis penjualan listrik hingga Desember 2020 masih mampu melampaui skenario optimistis yang diproyeksikan dapat mencapai 30,06 TWh.