Bisnis.com, JAKARTA – Festival belanja pada tanggal kembar atau hari belanja nasional (harbolnas) diyakini bisa menjadi katalisator bagi perekonomian Indonesia.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan program tersebut memacu masyarakat untuk melakukan kegiatan jual beli.
“Setiap tahun ada peningkatan yang luar biasa di belanja harbolnas ini, terlebih saat pandemi [Covid-19] seperti ini hampir semua kegiatan belanja dilakukan secara daring,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (3/12/2020).
Namun demikian, dia mengatakan bahwa platform dagang elektronik (e-commerce) perlu mempersiapkan strategi jitu untuk meningkatkan daya beli.
“Masyarakat tengah mengalami penurunan pendapatan sehingga bisa jadi menurunkan permintaan pada harbolnas tahun ini. Selain itu, pesta belanja juga sudah dilakukan setiap bulan jadi kesan hype-nya menurut saya menurun. Kecuali ada diskon yang besar-besaran dari platform e-commerce,” katanya.
Lebih lanjut, dia meyakini bahwa strategi bakar uang lewat diskon dan promosi akan kembali menjadi strategi utama.
Menurutnya, hal tersebut akan kembali dilakukan karena konsumen daring cenderung makin rasional terhadap harga dan akan mencari platform dan toko mana yang menawarkan barang dengan harga yang paling murah.
“Mereka akan membandingkan dari satu toko ke toko yang lain, dari satu platform ke platform lainnya,” ujarnya.
Namun, Huda tetap optimis bahwa bila strategi tersebut dijalankan e-commerce masih memiliki peluang untuk mendongkrak transaksi harian di angka 30—37 persen.