Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biden Tunjuk Wanita India-Amerika di Tim Ekonominya. Siapa Dia?

Neera Tanden, seorang berdarah India-Amerika yang saat ini memimpin lembaga pemikir liberal Center for American Progress, bekerja pada reformasi perawatan kesehatan pemerintahan Obama dan pernah menjadi penasihat dekat Hillary Clinton.
Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden membahas UU Perlindungan kesehatan Affordable Care Act (Obamacare) dalam jumpa pers di Wilmington, Delaware, AS, 10 November 2020./Antara-Reutersrn
Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden membahas UU Perlindungan kesehatan Affordable Care Act (Obamacare) dalam jumpa pers di Wilmington, Delaware, AS, 10 November 2020./Antara-Reutersrn

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden terpilih Joe Biden akan menunjuk staf kebijakan lama dari Partai Demokrat Neera Tanden untuk memimpin Kantor Manajemen dan Anggaran. Selain itu, Biden juga memilih Cecilia Rouse untuk memimpin Dewan Penasihat Ekonomi.

Tanden, seorang berdarah India-Amerika yang saat ini memimpin lembaga pemikir liberal Center for American Progress, bekerja pada reformasi perawatan kesehatan pemerintahan Obama dan pernah menjadi penasihat dekat Hillary Clinton.

Dilansir Bloomberg, Senin (30/11/2020), menurut sumber yang mengetahui masalah ini, Biden juga akan mencalonkan Adewale Adeyemo, mantan penasihat senior di BlackRock Inc., untuk menjadi wakil menteri keuangan sebagai bagian dari daftar nominasi tim ekonomi yang dia rencanakan untuk diumumkan Selasa pekan ini. Adeyemo adalah pengacara kelahiran Nigeria dan presiden Yayasan Obama.

Dikombinasikan dengan penunjukan lain, tim ekonomi yang akan diumumkan Biden akan mencakup tiga wanita, dua orang Afrika-Amerika dan seorang India-Amerika. Dia berupaya menciptakan berbagai kelompok penasihat ekonomi dan menempatkan wanita dan minoritas dalam pekerjaan yang secara historis dipegang oleh pria kulit putih.

Biden juga telah menunjuk dua penasihat ekonomi dari kampanye kepresidenannya, Jared Bernstein dan Heather Boushey, untuk menjadi anggota Dewan Penasihat Ekonomi (CEA).

Bernstein dan Boushey sangat disukai oleh kaum progresif. Boushey, yang menjalankan Washington Center for Equitable Growth, telah menganjurkan cuti untuk orang tua dan menaikkan upah minimum. Bernstein adalah kepala penasihat ekonomi Biden di Gedung Putih selama masa jabatan pertama Presiden Barack Obama.

Sementara itu Drew Brandewie, seorang ajudan Senator Republik Texas John Cornyn, mengisyaratkan pencalonan Tanden mungkin akan surut setibanya di Senat yang dipimpin Partai Republik. Brandewie mengatakan di Twitter bahwa Tanden tidak memiliki peluang untuk disetujui.

Selain keragaman etnis dan gender, pilihan menunjukkan Biden beralih ke orang-orang yang berpengalaman saat dia mulai membangun tim ekonominya. Dia memilih Janet Yellen, mantan Gubernur Federal Reserve, sebagai calon menteri keuangan.

Dia menerima beberapa kritik dari Perwakilan Jim Clyburn, anggota parlemen kulit hitam paling senior di Kongres, yang membantu Biden pada pemilihan pendahuluan Carolina Selatan, sebuah kemenangan yang mempercepat kemajuannya menuju nominasi.

Dalam sebuah wawancara dengan Juan Williams untuk kolomnya di surat kabar The Hill, Clyburn mengindikasikan bahwa dia kecewa karena presiden terpilih hanya menunjuk satu perempuan kulit hitam sejauh ini ke posisi senior, yakni Linda Thomas-Greenfield sebagai duta besar PBB.

"Saya ingin melihat ke mana proses itu mengarah, apa yang dihasilkannya. Tapi sejauh ini tidak bagus," katanya.

Rouse juga bekerja di pemerintahan Obama sebagai anggota CEA dan saat ini menjadi dekan Sekolah Urusan Publik dan Internasional Universitas Princeton. Jika disetujui, dia akan menjadi orang Afrika-Amerika pertama yang memimpin CEA.

Adeyemo akan membawa pengalaman ekonomi internasional ke tim Biden, melengkapi fokus Yellen yang lebih domestik selama karir akademis dan pemerintahannya.

Adeyemo adalah wakil kepala staf Jack Lew ketika dia menjadi Menteri Keuangan dan kepala staf pertama Biro Perlindungan Keuangan Konsumen di bawah Elizabeth Warren.

Tim Biden akan mewarisi ekonomi AS yang diguncang tahun ini oleh pandemi virus korona, dan harus berusaha mempertahankan kebangkitannya. Sudah ada tanda-tanda meningkatnya kerentanan karena tingkat infeksi virus meroket dan negara mulai menutup bisnis lagi.

Hal itu mengancam pemulihan pasar tenaga kerja dengan klaim pengangguran terus meningkat dan kenaikan gaji diperkirakan akan melambat lebih jauh pada November.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper