Bisnis.com, JAKARTA — Setelah 11 tahun berlalu sejak pembangunan proyek tol Semarang—Solo dimulai pada 2009 dan tuntas 2011, kini pemerintah melanjutkan pembangunan jalan tol di wilayah segitiga emas yaitu Semarang—Solo—Yogyakarta dengan target selesai dibangun pada 2023.
Pada September lalu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah menandatangani kontrak atau perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) dengan PT Jogjasolo Marga Makmur yang menjadi badan usaha jalan tol ruas Solo—Yogyakarta—Yogyakarta International Airport Kulonprogo sepanjang 96 kilometer. Proyek ini dibangun di dua wilayah yaitu 35 kilometer di Jawa Tengah dan 61 kilometer di DIY.
Dua bulan berselang, kontrak PPJT juga telah ditandatangani dengan PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB) untuk melaksanakan pembangunan ruas tol Yogyakarta—Bawen.
Perusahaan ini merupakan patungan dari konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT PP (Persero) Tbk., dan PT Brantas Abipraya (Persero) yang akan membangun proyek tol sepanjang 75,82 kilometer, dengan perincian 67,05 kilometer dibangun di wilayah Jawa Tengah dan sepanjang 8,77 kilometer di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa dengan adanya dua proyek tol ini, harapan untuk menghubungkan wilayah segitiga emas Joglosemar atau Jogja—Solo—Semarang, bakal segera terwujud.
"Dengan adanya proyek-proyek tol tadi, angan-angan Joglosemar ini jadi kenyataan bakal terintegrasi tol, insyaallah pada 2023," ujarnya saat kegiatan penandatanganan PPJT tol Yogyakarta-Bawen beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Proyek jalan tol ini terbagi menjadi enam seksi, yaitu seksi 1 Yogyakarta—Banyurejo sepanjang 8,25 kilometer, Seksi 2 Banyurejo—Borobudur 15,26 kilometer, Seksi 3 Borobudur—Magelang 8,08 kilometer, Seksi 4 Magelang—Temanggung 16,46 kilometer, Seksi 5 Temanggung—Ambarawa 22,56 kilometer, dan Seksi 6 Ambarawa—Bawen 5,21 kilometer.
Kemudian ada lima simpang susun dan satu junction yang akan dibangun yaitu junction Bawen yang akan terkoneksi dengan jalan tol Semarang—Solo, simpang susun Ambarawa, simpang susun Temanggung, simpang susun Magelang, simpang susun Borobudur serta simpang susun Banyurejo yang terhubung dengan junction Sleman Kec. Melati, Kab. Sleman, Yogyakarta yang akan terkoneksi dengan jalan tol Solo—Yogyakarta—YIA Kulon Progo.
BERAGAM POTENSI
Wilayah segitiga emas Joglosemar yang akan dihubungkan proyek tol ini mempunyai beragam potensi ekonomi dan pariwisata, yang menjadi perhatian pemerintah untuk dibenahi dan dikembangkan. Salah satunya yakni kawasan wisata Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
Biasanya para pengujung Borobudur ini berdatangan dari Semarang, melalui jalur darat atau jalan nasional. Waktu tempuhnya diperkirakan mencapai 3 jam hingga 4 jam dari Bawen bergantung pada kepadatan arus lalu lintas.
Nanti bila ruas tol Yogyakarta—Bawen tuntas dibangun, lamanya perjalanan dari Bawen ke Borobudur diperkirakan berkurang drastis menjadi hanya sekitar 30 menit saja.
Tentu saja kondisi ini akan memberikan dampak positif, pada peningkatan kunjungan wisata ke Borobudur dan aktivitas ekonomi masyarakat setempat ikut bertumbuh.
"Biasanya kalau mau ke Borobudur sudah ancang-ancang untuk menginap di Yogyakarta, nanti kalau sudah terhubung tol tidak harus lagi, jadi bisa saja setelah datang itu balik lagi ke Semarang. Belanjanya [di Borobudur] jadi lebih banyak juga," ujar Basuki.
Selain ke Borobudur, jalan tol di kawasan segitiga emas juga akan menghubungkan wisatawan ke sejumlah destinasi lainnya. Di antaranya yaitu kawasan wisata Karimunjawa di Kabupaten Jepara. Kemudian wisata Lasem di Kabupaten Rembang, serta kawasan Kota Lama di Semarang di mana saat ini proyek tol Semarang—Demak juga sudah dimulai pembangunannya sejak 2019.
Dengan berbagai pembangunan proyek tol di kawasan ini, diharapkan pengunjung wisatawan jalur darat dari ibu kota Jakarta atau luar daerah Joglosemar, bisa memiliki alternatif tujuan destinasi yang lebih variatif dan mudah dijangkau.