Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebanyak 83 UMKM di Bali Akan Berpameran Hampir Satu Bulan Penuh

Saat mengikuti pameran, pelaku UMKM diingatkan agar menawarkan harga yang sama untuk sebuah  produk yang dipajang, tanpa melihat-lihat siapa pembelinya.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster (kanan) saat memberi arahan dalam acara pertemuan dengan UMKM di Bali, Senin (24/11/2020)./Bisnis-Luh Putu Sugiari
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster (kanan) saat memberi arahan dalam acara pertemuan dengan UMKM di Bali, Senin (24/11/2020)./Bisnis-Luh Putu Sugiari

Bisnis.com, DENPASAR — Menjelang penghujung tahun, sebanyak 83 UMKM di Bali akan melakukan pameran selama satu bulan penuh dari 4—31 Desember 2020.

Detua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengatakan bahwa kegiatan ini digelar untuk mengisi momentum akhir tahun sekaligus memperkenalkan produk unggulan yang dihasilkan pelaku UMKM.

Menurutnya, pameran ini juga dapat dijadikan sebagai ajang berproses bagi pelaku usaha.

“Berpameran itu, orientasi kita bukan semata barang yang dipajang harus terjual. Yang lebih penting dari itu, melalui kegiatan ini pelaku UMKM dapat memamerkan produk mereka kepada pengunjung sehingga makin dikenal luas,” jelasnya, Senin, (23/11/2020).

Sementara itu, lanjutnya, saat mengikuti pameran, pelaku UMKM diingatkan agar menawarkan harga yang sama untuk sebuah  produk yang dipajang, tanpa melihat-lihat siapa pembelinya sehingga tidak muncul anggapan masyarakat jika pameran identik dengan harga jual produk yang lebih mahal.

“Memberi harga jangan lihat penampilan orang, baru tahu kalau yang datang istri pejabat, langsung harga dinaikkan berlipat-lipat,” tambahnya.

Namun, sebaliknya, jika para peserta bisa memberi harga promo saat pameran, jangan sampai ada persaingan yang tak sehat selama pameran berlangsung dan jangan terlalu agresif kepada pengunjung sehingga membuat mereka enggan mendekati stand.

Dalam kesempatan yang sama, dia menyinggung mengenai upaya pelestarian kain songket dalam keikutsertaanya saat pameran sebab jika sampai punah akan sangat sulit dan butuh waktu panjang untuk mengembalikannya. Seperti halnya keberadaan tenun rangrang khas Nusa Penida.

Dia mengibaratkan sosok seorang gadis, rangrang pernah menggoda hingga dibawa ke kota untuk dipoles. Motif rangrang diproduksi secara besar-besaran hingga pada titik tertentu pasar jenuh dan tak ada lagi yang berminat. “Kini, rangrang ibarat gadis yang terluka,” tuturnya.

Kadisperindag Bali Wayan Jarta menyampaikan bahwa pemeran pada penghujung tahun ini akan digelar dengan pola hybrid, perpaduan luring dan daring. Pameran sebulan penuh itu akan dilaksanakan dengan dua shif masing-masing 2 minggu. Pameran diikuti oleh 83 peserta yakni dari pelaku UMKM produk sandang seperti tenun, fesyen, dan kuliner.

Jarta menambahkan bahwa syarat utama pameran ini adalah produk yang dipamerkan adalah produk lokal Bali. Pihak panitia hanya menyiapkan tempat, penataan ruang display diserahkan sepenuhnya pada para peserta.

Pameran kali ini akan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat karena digelar di tengah pandemi Covid-19," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Luh Putu Sugiari
Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper