Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan Indonesia dan Inggris telah menyepakati beberapa hal mengenai perdagangan bilateral dalam Pertemuan ke-3 Kajian Perdagangan Bersama (Joint Trade Review/JTR).
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo, sebagai delegasi Indonesia, mengatakan kedua pihak memiliki kesepahaman atas pentingnya JTR, terutama di tengah tantangan pandemi global saat ini. Adapun, delegasi Inggris dipimpin Direktur Hubungan Bilateral Cathryn Law.
"Pada pertemuan ini telah tercapai kemajuan dalam upaya peningkatan hubungan perdagangan bilateral melalui diskusi yang berfokus pada peningkatan performa perdagangan dan investasi dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan, produk pertanian, makanan dan minuman, teknologi, farmasi dan kesehatan, infrastruktur dan transportasi, kayu dan produk kayu, energi terbarukan, jasa finansial dan profesional, serta ekonomi kreatif," kata Iman dalam siaran pers, Jumat (20/11/2020).
Dia menambahkan pada pertemuan ini Iman menyampaikan informasi perkembangan terbaru mengenai kebijakan perdagangan Indonesia, termasuk penandatanganan perjanjian terbesar di dunia yaitu Regional Comprehensive and Economic Partnership (RCEP) pada Pertemuan KTT RCEP ke-4 pada 15 November 2020 dan perkembangan negosiasi bilateral lainnya.
Menurut Iman, kedua pihak melakukan diskusi yang produktif mengenai 10 sektor potensial dan menyepakati solution-oriented basis sebagai pendekatan terbaik untuk mengatasi tantangan dan hambatan dalam sektor potensial tersebut.
Dia menuturkan kedua pihak juga menyampaikan komitmen yang kuat untuk memfinalisasi dan menandatangani JTR Report pada Januari 2021 serta telah mengidentifikasi langkah selanjutnya setelah JTR diselesaikan.
“Kami percaya JTR ini akan membuka jalan menuju hubungan ekonomi bilateral yang lebih baik di masa depan dan membawa kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi,” ujar Iman.
Sebagai anggota G20, Inggris dan Indonesia memahami pentingnya JTR untuk membantu pertumbuhan ekonomi di masa depan dan mendukung upaya pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19. Pada Pertemuan ini, Inggris juga menyampaikan perkembangan proses pasca-Brexit dengan Uni Eropa dan perkembangan bilateral lainnya yang mereka miliki.