Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyatakan hilirisasi menjadi sebuah keharusan mengingat sumber daya alam (SDA) seperti hutan hingga emas sudah mulai menipis dan semakin sulit menjadi komoditas andalan.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki potensi di sektor perikanan. Akan tetapi, karena tidak dimanfaatkan sejak dulu posisi Indonesia saat ini kalah bersaing dibandingkan dengan negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand.
“Kalau kita bangun sekarang, pasti mereka lebih efisien. Yang ada di kita sekarang adalah nikel,” katanya dalam sambutan virtual, Senin (16/11/2020).
Bahlil menjelaskan bahwa pemerintah ingin menjadi pemain yang disegani dunia dalam konteks energi baru terbarukan (EBT), khususnya baterai.
“Baterai ini 85 persen bahan bakunya ada di Indonesia. Sebanyak 25 persen total cadangan nikel dunia juga ada di Indonesia,” jelasnya.
Demi memaksimalkan SDA ini, mencari investor yang tertarik di sektor tersebut. Sebelumnya badan usaha milik negara (BUMN) melakukan kerja sama dengan perusahaan asal Cina yaitu Contemporary Amperex TEechnology Co. Ltd (CATL) untuk mengolah bahan baku dari hulu sampai hilir.
Baca Juga
Bahlil sendiri baru saja pulang dari Korea Selatan untuk menjajaki kerja sama dengan Hyundai untuk olahan yang sama dan sampai ke mobil listrik.
“Jadi [kerja sama dengan Hyundai] itu satu kesatuan dan akan terbesar di dunia. Itu adalah upaya agar kita bisa jadi pemain yang luar biasa,” ucapnya.