Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia menilai produksi garam rakyat di Nusa Tenggara Timur dapat menjadi contoh bagi petani garam di wilayah lain.
Ketua Umum AIPGI Tony Tanduk mengatakan bahwa peran pemerintah daerah dalam produksi garam rakyat merupakan strategi yang bagus. Pasalnya, hal tersebut dinilai dapat memberikan ruang gerak bagi petani garam dan jaminan pada investor.
"Ini langkah yang bagus, sesuai yang diharapkan. Cara produksi ini diharapkan dapat ditiru oleh sektor-sektor yang lain," ujarnya melalui siaran pers, Senin (16/11/2020).
Tony meyakini garam hasil produksi petani garam di Nusa Tenggara Timur memiliki kadar natrium klorida (NaCl) di atas 97 persen. Sektor manufaktur mensyaratkan kualitas garam yang diserap setidaknya memiliki kadar NaCl di level 97 persen.
Adapun, Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan bahwa pihaknya akan berusaha untuk membenahi sektor industri garam untuk menarik investor. Viktor menilai penarikan investasi tersebut dapat meningkatkan kualitas garam hasil produksi petani garam di Nusa Tenggara Timur.
"Untuk teman-teman pengusaha, apabila ada pemerasan, majukan izin lambat, laporkan ke gubernur karena kami sudah sepakat di Nusa Tenggara Timur, izin tidak boleh lambat-lambat," ucapnya.
Baca Juga
Viktor mengapresiasi PT Inti Daya Kencana (IDK) yang masih mau menanam modal di NTT. Pasalnya, dia menilai banyak investor yang menunda atau mengubah lokasi investasi karena pancemi Covid-19.
Sementara itu, Direktur Utama IDK Harry Kristanto mengucapkan terima kasih karena diberi kemudahan untuk mendorong Malaka lebih baik.
"Kami berterima kasih dengan bantuan provinsi yang mendukung proses perizinan ke depannya dan juga pemda Malaka, dan kami akan melanjutkan," katanya.