Bisnis.com, JAKARTA — Target produksi minyak siap jual atau lifting 1 juta barel per hari bisa dicapai dan juga membawa berkah terhadap bisnis penunjangnya.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pemboran Minyak, Gas, dan Panas Bumi Indonesia (Apmi) Wargono Soenarko mengatakan bahwa sebagai pelaku industri, target lifting 1 juta barel dinilai mungkin untuk dicapai. Namun, terdapat sejumlah poin yang perlu dibenahi agar bisa tercapai.
Dia mengatakan bahwa perlu adanya kerja sama antara pemerintah, jasa penunjang, dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) sehingga diperlukan dukungan dari pemerintah dan KKKS.
"Dari pemerintah kita harapkan supaya kita bisa capai tujuan itu suatu peraturan yang tegas yang sifatnya mengasuh," katanya dalam webinar yang digelar Asosiasi Perusahaan Pemboran Minyak, Gas dan Panas Bumi Indonesia (Apmi), Kamis, (12/11/2020).
Sementara itu, pihaknya meminta KKKS untuk lebih memperbaiki skema kontrak dengan jasa bisnis penunjang. Pasalnya, banyak perusahaan jasa penunjang sedang tidak dalam keadaan yang sehat karena adanya masalah arus kas.
Masalah itu timbul, lanjut Wargono, karena KKKS menunda pembayaran dari pekerjaan yang telah diselesaikan. Skema kontrak on call basis dinilai yang paling merugikan perusahaan jasa penunjang.
Baca Juga
"KKKS juga selama ini saya merasa ini tidak adil, agak sedikit curang. Contohnya, banyak anggota kami yang sudah bekerja, baru dibayar. Banyak tumpukan piutang. Itu dulu pernah hampir US$300 juta yang sampai sekarang belum dibayar," ungkapnya.
Terakhir, diperlukan adanya kolaborasi antara perusahaan jasa penunjang pelat merah dan swasta. Pada saat ini, tidak sedikit perusahaan yang berukuran kecil tidak mendapatkan pekerjaaan karena kondisi industri migas yang berfluktuasi.
"Jadi, mungkin PDSI [PT Pertamina Drilling Services Indonesia], Elnusa bisa mengajak perusahaan yang agak sempoyongan bekerja sama supaya lebih kuat," jelasnya.