Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah, Industri Keramik Sudah Pulih. Ini Resepnya

Industri keramik menilai stimulus penurunan harga gas industri di level US$6 per mmbtu berhasil membantu upaya peningkatan utilisasi yang kini sudah terungkit kembali di level yang sama pada awal 2020.
Bermacam produk keramik Toko Bangunan (TB) Panorama Solo. Industri keramik telah pulih kembali. Namun, Asaki tetap mengharapkan dengan adanya upaya pemerintah meningkatkan daya beli masyarakat. /BISNIS
Bermacam produk keramik Toko Bangunan (TB) Panorama Solo. Industri keramik telah pulih kembali. Namun, Asaki tetap mengharapkan dengan adanya upaya pemerintah meningkatkan daya beli masyarakat. /BISNIS

Bisnis.com, JAKARTA — Industri keramik menilai stimulus penurunan harga gas industri di level US$6 per mmbtu berhasil membantu upaya peningkatan utilisasi yang kini sudah terungkit kembali di level yang sama pada awal 2020.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan selain itu pemberlakuan safeguard untuk produk impor China, India, dan Vietnam oleh pemerintah juga telah membantu industri.

Kebijakan tersebut juga sebagai upaya mendukung percepatan pemulihan industri keramik akibat pandemi Covid-19 dan peningkatan daya saing Industri serta penguatan industri keramik terhadap ancaman produk impor.

"Industri sangat merasakan manfaatnya, kebijakan tersebut sangat tepat sasaran dan tepat waktu. Dampak nyata dan positif dalam membantu percepatan pemulihan industri keramik di mana per Oktober utilisasi bisa meningkat kembali ke angka 65% yaitu sama dengan awal tahun sebelum Covid-19," katanya kepada Bisnis, Selasa (10/11/2020).

Edy pun menyimpulkan kini industri keramik telah pulih kembali. Namun, Asaki tetap mengharapkan dengan adanya upaya pemerintah meningkatkan daya beli masyarakat seperti melalui PEN dan percepatan penyerapan APBN/APBD, utlilisasi akhir tahun masih bisa naik kembali di angka 70 persen.

Menurut Edy, jika tercapai level utilisasi tersebut akan menjadi yang tertinggi sejak lima tahun terakhir.

Sisi lain, pemulihan industri keramik juga didukung dengan kinerja ekspor yang membaik. Sesuai catatan BPS angka ekspor keramik Hingga September 2020 sebesar US$49,8 juta naik 24 persen.

"Secara volume mencapai angka 12,8 juta m2 meningkat 29 persen. Kinerja ekspor sembilan bulan ini merupakan yang tertinggi sejak 2016 di mana sebelumnya selalu mengalami penurunan. Hal ini tentunya karena daya saing yang membaik didukung harga gas baru dan mulai dibukanya lockdown di negara-negara tujuan ekspor," ujar Edy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper