Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Airlangga Optimistis Ekonomi RI Bisa Balik ke Jalur Positif

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah sudah berada di jalur yang benar. Tetap menekan penyebaran Covid-19 diiringi memulihkan perekonomian.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan pada Peluncuran Gelar Buah Nusantara 2020 di Jakarta, Senin (10/8/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan pada Peluncuran Gelar Buah Nusantara 2020 di Jakarta, Senin (10/8/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Laju produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada triwulan III/2020 minus 3,49 persen secara tahunan, jauh lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya.

Jika dilihat secara kuartalan, ekonomi Indonesia sebenarnya tumbuh 5 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini bahwa melihat kondisi tersebut, Indonesia sudah melewati titik terendah kontraksi. Saat ini, katanya, yang perlu adalah menjaga geliat daya beli.

“Kalau pada kuartal IV [pertriwulan] bisa dipertahankan tumbuh 5 persen, kita bisa masuk jalur positif. Walaupun secara konservatif [pertumbuhan pada 2020] minus 1,6 persen sampai positif 0,6 persen,” katanya melalui diskusi virtual, Senin (9/11/2020).

Airlangga menjelaskan bahwa dengan begitu pemerintah sudah berada di jalur yang benar. Tetap menekan penyebaran Covid-19 diiringi memulihkan perekonomian.

Sementara itu untuk tahun 2021 kebijakan pemerintah tidak akan berbeda dengan tahun ini. Program pemulihan ekonomi nasional tetap pada prioritas kesehatan, perlindungan sosial, dan UMKM.

“Kita lihat beberapa program terkait kredit usaha rakyat atau subsidi lainnya akan dilanjutkan di kuartal I/2021. Dengan begitu daya beli pada 2021 bisa memberi nafas masyarakat untuk menjaga daya beli,” jelasnya.

Dilihat dari pertumbuhuan kuartal III secara tahunan, hanya konsumsi pemerintah yang berada di jalur positif, yaitu 9,76 persen. Konsumsi rumah tangga minus 4,04 persen, investasi 6,48 persen, ekspor minus 10,82 persen, impor minus 21,86 persen, dan konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga (LPNRT) minus 2,21 persen.

Dari seluruh kelompok tersebut, konsumsi rumah tangga dan investasi berkontribusi 88,43 PDB. Jatuhnya dua faksi tersebut menjadi faktor utama ekonomi Indonesia lesu. Dilihat dari sumber pertumbuhan yaitu minus 3,49 persen, konsumsi rumah tangga menyumbang minus 2,17 persen dan investasi minus 2,11 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper