Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (Persero) mendukung langkah Serious Fraud Office (SFO), lembaga anti korupsi Inggris, dalam menyelidiki dugaan penyuapan produsen pesawat Bombardier terhadap Garuda Indonesia pada 2012.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bakal secara aktif terus berkoordinasi dengan pihak-pihak berwenang guna memastikan dukungan penuh perusahaan atas upaya penegakan hukum kasus tersebut.
Sehubungan dengan pemberitaan mengenai penyelidikan lembaga anti korupsi Inggris, dapat disampaikan bahwa kami akan menghormati proses hukum yang tengah berjalan sehubungan dengan dugaan suap kontrak penjualan pesawat Bombardier pada 2012," kata Irfan dalam siaran pers, Jumat (6/11/2020).
Dia menegaskan dukungan Garuda Indonesia terhadap upaya penegakan hukum ini selaras dengan mandat yang diberikan pemerintah terus memperkuat implementasi Good Corporate Governance pada seluruh aktivitas bisnis perusahaan.
"Kami harapkan melalui komitmen berkelanjutan dan peran aktif yang kami lakukan dalam mendukung upaya penegakan hukum tersebut, Garuda Indonesia dapat secara konsisten menjaga lingkungan bisnis yang bersih dan transparan secara berkelanjutan selaras dengan visi transformasi BUMN," paparnya.
Serious Fraud Office (SFO), lembaga anti korupsi Inggris, diketahui sedang menyelidiki dugaan penyuapan dan korupsi yang melibatkan Bombardier Inc. dan Garuda Indonesia.
Baca Juga
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (6/11/2020), SFO menyatakan Garuda telah memesan pesawat CRJ Bombardier, dengan pengiriman pertama pada 2012. "Karena ini adalah investigasi langsung, SFO tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut," kata SFO dalam pernyataan resmi.
Penyelidikan SFO menambah kerumitan baru bagi upaya Presiden dan CEO Bombardier Eric Martel yang sedang berupaya membangkitkan perusahaan melalui produksi jet pribadi. Sebelumnya, perusahaan telah menjual bisnis CRJ ke Mitsubishi Heavy Industries Ltd., membongkar program jet komersial ke Airbus SE, dan setuju untuk menggabungkan unit relnya dengan Alstom SA.
Produsen pesawat asal Montreal itu telah melaporkan kerugian yang lebih besar dari perkiraan pada kuartal III dan melakukan tinjauan internal terkait dengan transaksinya dengan Garuda.