Bisnis.com, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menegaskan krisis ekonomi dunia membuat penanaman modal asing (PMA) secara global turun 30-40 persen.
Staf Ahli Bidang Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal BKPM, Heldy Satrya Putera menjelaskan kontraksi dirasakan makin dalam setelah lebih dari 90 persen negara mengalami krisis karena pandemi Covid-19.
“Resesi sudah dimulai dari adanya perang dagang, Inggris keluar dari Brexit, sampai adanya pandemi. Kontraksi dunia menyebabkan FDI (foreign direct investment/PMA) turun,” tuturnya dalam webinar yang digelar Katadata, Rabu (4/11/2020).
Mengutip data Bank Dunia, Heldy mengatakan kondisi perekonomian pada 2020 memberikan ketidakpastian yang besar bagi investasi karena hampir semua negara mengalami resesi. Bahkan, resesi yang terjadi akibat krisis pada 2020 merupakan yang paling besar sejak 149 tahun lalu.
Menurutnya, sedari 1871 hingga 2020 dunia mengalami krisis 14 kali. Namun dampak krisis sepanjang 2020 menyebabkan kondisi pelemahan perekonomian dirasakan merata hampir seluruh negara di dunia.
Di tengah melemahnya PMA global, Heldy mengatakan, investasi di Asean tergolong masih tumbuh dibandingkan dengan negara-negara lain. “Dari jumlah investasi yang masuk, Indonesia pun masih mendominasi,” katanya.
Baca Juga
Kondisi itu tercermin dari realisasi PMA Indonesia kuartal III yang naik 1,1 persen secara year on year. Secara kumulatif, realisasi investasi di Indonesia untuk periode Januari-September pun lebih tinggi ketimbang tahun lalu.
Pada Januari-September 2020, realisasi investasi di Indonesia tercatat sebesar Rp 611,6 triliun, sedangkan tahun lalu Rp 601,3 triliun. Realisasi penanaman modal sepanjang tahun ini terdiri atas PMA Rp 301,7 triliun atau 49,34 persen dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 309,9 triliun atau 50,7 persen.
Angka realisasi investasi tersebut telah memenuhi 74,8 persen dari target 2020 yang dipatok Rp 817,2 triliun. Adapun posisi penanaman modal ini diklaim telah menyerap tenaga kerja mencapai 861.581.