Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jawab Sri Mulyani, PKS: Pemerintah Sekarang Memegang Rekor Penambahan Utang Terbanyak

Rasio utang Indonesia terhadap PDB telah naik menjadi 34,53 persen dari sebelumnya 33,63 persen pada Juli 2020.
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Dua kali Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkit warisan utang dari masa penjajahan Belanda US$1,13 miliar atau setara Rp19,14 triliun dengan kurs saat ini dan membuat beban kepada Indonesia.

Hal itu disampaikan Sri Mulyani pada 12 Oktober dan 31 Oktober lalu. Politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Byarwati mengatakan bahwa utang warisan itu memang merupakan fakta sejarah.

“Namun dari sejarah juga, kita mengetahui bahwa Presiden Soekarno memutuskan untuk mengabaikan pembayaran utang warisan Belanda tersebut pada tahun 1956, dan saat itu Indonesia sudah melunasi sebagian utang tersebut hingga 82 persen,” katanya melalui pesan instan kepada wartawan, Selasa (3/11/2020).

Anis yang juga anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ini menjelaskan bahwa mengaitkan utang Indonesia di masa sekarang dengan utang warisan itu tidak relevan. Dari masa ke masa, pemerintahan Indonesia memang memiliki utang.

“Yang harus kita lihat, utang itu dialokasikan untuk apa saja dan seberapa besar dirasakan manfaatnya untuk kesejahteraan rakyat,” jelasnya.

Anis menuturkan bahwa pemerintah harus melihat secara objektif. Berdasarkan data APBN edisi Agustus 2020, realisasi pembiayaan utang Indonesia hingga Juli telah mencapai Rp519,22 triliun.

Realisasinya terdiri dari penyerapan SBN Rp513,4 triliun, utang luar negeri (ULN) Rp5,17 triliun, dan pinjaman dalam negeri Rp634,9 miliar. Angka dalam separuh tahun ini telah melebihi total utang selama tiga tahun sebelumnya.

Dengan realisasi ini, posisi utang Indonesia per Juli 2020 telah menyentuh Rp5.434,86 triliun. Utang tersebut terdiri dari SBN Rp4.596,6 triliun, pinjaman Rp10,53 triliun, dan ULN Rp828,07 triliun.

Rasio utang terhadap PDB telah naik menjadi 34,53 persen dari sebelumnya 33,63 persen pada Juli 2020. Untuk tahun ini, bunga utang Indonesia telah mencapai Rp338,8 triliun atau setara 17 persen dari APBN 2020.

“Angka ini telah melewati batas aman yang direkomendasikan IMF, yakni 10 persen,” ucap Anis

Data juga menunjukkan bahwa penambahan utang Indonesia secara statistik dalam kurun waktu 2014 sampai dengan 2020 diperkirakan mencapai Rp3.390,72 triliun.

Ini meningkat 129,97 persen hanya dalam waktu enam tahun. Pada 2014 sebesar Rp2.608,78 triliun serta Rp5.999,50 triliun pada outlook 2020.

“Data-data ini menunjukkan bahwa sejak terjadinya krisis pada tahun 1997-1998, periode pemerintahan sekarang ini memegang rekor dengan penambahan utang terbanyak,”pungkas Anis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper