Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) mencatat porsi energi baru terbarukan dalam bauran energi hingga September 2020 baru mencapai 13,6 persen. Capaian ini masih cukup jauh dari target bauran EBT nasional sebesar 23 persen pada 2025.
"Gapnya tinggi sekali. Ini sangat menantang karena dalam 5 tahun ke depan kami harus bangun 16,3 GW. Tahun ini karena Covid-19, proyek EBT banyak yang tertunda penyelesaiannya," ujar Direktur Mega Project PLN Ikhsan Asaad dalam seminar digital Hari Listrik Nasional Ke-75, Rabu (4/11/2020).
Untuk mencapai target penambahan pembangkit EBT 16,3 gigawatt (GW) tersebut, PLN telah mencanangkan sejumlah inisiatif, salah satunya program green booster.
Green booster dilakukan antara lain, melalui co-firing biomassa, program konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), dan pemanfaatan waduk multiguna.
Dalam program co-firing biomassa, perseroan akan menyubsitusi sebagian batu bara dengan bahan bakar biomassa pada pembangkit batu bara yang sudah ada.
Menurut Ikhsan, hingga saat ini perseroan telah melakukan uji coba co-firing di 19 lokasi PLTU milik PLN. Total terdapat 52 lokasi PLTU dengan total kapasitas 18.154 MW yang akan dilakukan uji coba co-firing.
Baca Juga
Untuk program konversi PLTD, PLN berencana mengonversi 5.200 unit pembangkit dieselnya yang tersebar di 2.130 lokasi dengan EBT. Total pembangkit yang dikonversi mencapai 2 GW.
Pada tahap pertama PLN akan mengonversi sebanyak 200 lokasi PLTD dengan kapasitas 225 MW.
"Tahap pertama kami akan lelang 225 MW. Dalam 1—2 bulan ke depan saya kira kami sudah buka proses lelang. Kami ajak semua pengembang dan investor untuk bangun proyek ini," kata Ikhsan.
Selain itu, PLN juga bekerja sama dengan Kementerian PUPR untuk memanfaatkan waduk-waduk multiguna untuk pembangkit listrik.