Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

6 Langkah Agro-Solution Pupuk Kaltim Pacu Produktivitas Petani

PT Pupuk Indonesia (Persero) berfokus mengembangkan inovasi program Agro-Solution guna memajukan pertanian menuju era pertanian modern dan berkelanjutan sekaligus membantu mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Petani padi melakukan pemupukan di lahan sawahnya dengan pupuk urea bersubsidi. istimewa
Petani padi melakukan pemupukan di lahan sawahnya dengan pupuk urea bersubsidi. istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pupuk Indonesia (Persero) berfokus mengembangkan inovasi program Agro-Solution guna memajukan pertanian menuju era pertanian modern dan berkelanjutan sekaligus membantu mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana mengatakan lewat Agro-Solution yang dijalankan PT Pupuk Kaltim, petani mendapatkan pendampingan intensif tentang budidaya pertanian berkelanjutan serta melibatkan rantai pasok dan didukung teknologi.

"Program ini dilakukan dengan berbasiskan triple bottom-line atau 3P (people, planet, profit) yang tersematkan dalam enam langkah penting implementasi Agro-Solution," katanya melalui siaran pers, Minggu (1/11/2020).

Pertama, pengelolaan tanah dan tanaman yang produktif dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

Kedua, pendampingan yang intensif.

Ketiga, pola budidaya pertanian presisi berbasis teknologi digital (digital farming), yang didukung dengan penggunaan alat dan mesin untuk meningkatkan produktivitas lahan secara kualitas maupun kuantitas.

Keempat, akses permodalan dan perlindungan risiko berupa asuransi pertanian bagi petani.

Kelima, pengembangan sosial masyarakat petani dan bisnis inklusif.

Terakhir, menciptakan kemitraan pertanian pasar (farm to market partnership) guna meningkatkan ketersediaan pangan sesuai kebutuhan pasar, meningkatkan nilai tambah hasil panen, ketersediaan jaringan distribusi, serta ketersediaan off taker.

“Enam poin tersebut menjadi siklus berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan petani, tetapu juga seluruh pihak yang menjadi bagian dari rantai pasok,” katanya.

Wijaya mengemukakan program ini secara perlahan telah berhasil diimplementasikan di beberapa daerah. Saat ini, Pupuk Kaltim tengah mengawal keberhasilan Agro-Solution di Jember dan Banyuwangi.

Di Jember, program ini diterapkan di atas lahan 40 hektare dan melibatkan 28 petani. Pupuk Kaltim ambil porsi sebagai koordinator kemitraan, memberikan pendampingan untuk digital farming, serta pendampingan penyediaan pupuk nonsubsidi.

Dalam hal permodalan, petani memperoleh akses dari Bank BNI, dan layanan asuransi pertanian dari Asuransi Jasindo. Selain itu, petani pun mendapatkan pendampingan dari Pemkab Jember untuk akses perizinan dan penyuluhan. Terakhir, ada perusahaan swasta dan koperasi yang bertindak sebagai off taker hasil panen.

Di Banyuwangi, Agro-Solution diterapkan di atas lahan 14 hektar bersama 8 orang petani. Layaknya di Jember, para petani mendapatkan pendampingan dari Pemkab Banyuwangi dan PT Pupuk Kaltim, termasuk untuk penyediaan pupuk. Kerja sama dengan swasta pun dilakukan untuk membuka akses modal, asuransi, benih dan pestisida, serta off taker atas hasil panen.

Petani-petani tersebut mendapatkan pembinaan dan kawalan teknis, serta pasokan pupuk non subsidi yang disesuaikan dengan kondisi lahannya. Mereka juga diberi kawalan untuk mendapatkan bantuan permodalan KUR dari perbankan, serta memperoleh asuransi pertanian.

Program ini juga dimanfaatkan untuk uji coba teknologi i-Farm, yaitu aplikasi yang dikembangkan Pupuk Kaltim guna memantau aktivitas dan kemajuan para petani binaan di daerah tersebut. “Tentunya juga kami bersinergi dengan pemerintah daerah dan petugas PPL untuk membina petani, termasuk juga pihak swasta," kata Wijaya.

Berkat program agro solution ini produktivitas pertanian terbukti meningkat di atas rata-rata. Di Jember, hasil panen meningkat 52,9 persen dari semula 7 ton per hektare menjadi 10,7 ton per hektare.

Dari segi pendapatan, naik 69,6 persen dari biasanya Rp21,6 juta per hektar menjadi Rp36,6 juta per hektar. Begitu pun di Banyuwangi, hasil panen melonjak 76 persen dari semula 5 ton per hektar menjadi 8,8 ton per hektar. Pendapatan pun naik 107,7 persen dari semula Rp13 juta per hektar menjadi Rp27,1 juta per hektar.

Sampai dengan kuartal 4 2020, luasan lahan Agro-Solution telah mencapai 1.256,18 hektar yang tersebar disejumlah daerah, seperti Bima, Dompu, Madiun, Magetan, Tulungagung, Tuban, Bojonegoro, Bone, Janeponto, Sidrap, Minahasa, Bolmong, Tomohon, Boalemo, Gorontalo, Banyuwangi dan Jember.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper