Bisnis.com, JAKARTA - Daerah-daerah destinasi wisata yang mengalami lonjakan wisatawan selama masa libur panjang 28 Oktober - 1 November 2020 diharapkan dapat menerapkan protokol kesehatan secara tegas seperti yang diterapkan di sejumlah daerah.
Menurut Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Hari Santosa Sungkari, dengan menerapkan protokol secara tegas, tren lonjakan okupansi hotel yang terjadi daerah-daerah seperti Bogor, Bandung, dan Yogyakarta dapat terus berlangsung.
"Di Banyuwangi, okupansi hotelnya paling tinggi, yakni 60 persen pada hari biasa dan 80 persen untuk akhir pekan. Ini sudah berlangsung selama dua bulan terakhir. Kenapa? Pasalnya, Pemerintah Daerah Banyuwangi bisa meyakinkan wisatawan bahwa mereka menerapkan protokol kesehatan yang ketat," kata Hari kepada Bisnis, Kamis (29/10/2020).
Dalam menerapkan protokol kesehatan, lanjutnya, Pemerintah Kota Banyuwangi mewajibkan pelaku industri hotel dan restoran memiliki sertifikasi yang mencakup ketentuan tingkat kapasitas (capacity rate) serta ketentuan mengenai ketegasan sanksi, yakni penyegelan tempat usaha.
"Untuk daerah-daerah lain diharapkan berani melakukan hal yang sama. Itu yang membuat tingkat kepercayaan diri wisatawan meningkat," sambung Hari.
Upaya meningkatkan kepercayaan diri masyarakat untuk berwisata menjadi kian vital lantaran pelonjakan juga terjadi di sejumlah daerah lainnya dalam beberapa waktu belakangan.
Baca Juga
Di Bali, kata Hari, dirinya mendapat laporan bahwa selama masa liburan panjang terjadi lonjakan kedatangan turis domestik. Dia memerinci, jumlah kedatangan turis di Bandara Ngurah Rai Bali sekitar 3.700 pelancong dan naik menjadi 8.000 mulai Senin (26/10/2020) pekan ini.
Selain Bali, lonjakan kunjungan juga terjadi di kawasan Dieng, Jawa Tengah. Pada 3 pekan yang lalu, kunjungan wisatawan ke kawasan tersebut masih berada di angka 1.000 orang/hari. Jumlah tersebut dikatakan meningkat menjadi 4.000 pengunjung pada akhir pekan sebagai efek dari meningkatkan kepercayaan diri masyarakat untuk berwisata melalui jalur darat.
Di Labuan Bajo, Hari mengatakan tingkat okupansi hotel bisa mencapai 40 persen yang dikontribusi oleh wisatawan diver asal DKI Jakarta. Sejak 3 pekan lalu, sambungnya, pemesanan kapal untuk kegiatan diving sudah fully booked alias penuh.
Untuk menjaga tingkat kepercayaan diri wisatawan ke depannya, Hari mengatakan hal tersebut ditentukan oleh penanganan kasus Covid-19 oleh pemerintah daerah dan pelaku usaha di industri pariwisata. Baik pemerintah daerah maupun pelaku usaha, jelasnya, dapat menekan tingkat penyebaran Covid-19 dengan membuat standar operasional prosedur (SOP) yang dijalankan secara tegas, dengan mengacu ke panduan pemerintah pusat.
Selain itu, pemerintah berharap pelaku usaha hotel dan restoran bisa mengambil langkah kreatif dengan melihat kecenderungan-kecenderungan di dunia pariwisata sejak pandemi Covid-19 melanda. "Kreativitas pelaku usaha sangat diharapkan guna meningkatkan keperceyaan diri wisatawan. Termasuk dengan mengubah desain bangunan dan pengondisian udara," jelasnya.
Sementara itu, Kemenparekraf telah merencanakan untuk menggelar sejumlah kegiatan pertemuan dan workshop di daerah-daerah destinasi wisata mulai pekan depan untuk memberikan pemasukan ke industri pariwisata pada masa hari kerja atau weekday. "Itu sudah menjadi komitmen dari pemerintah," tegasnya.