Bisnis.com, JAKARTA - Pemulihan ekonomi Indonesia diklaim berada di jalur yang positif seiring dengan sejumlah indikator yang mulai menunjukkan tren perbaikan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan hal itu tampak dari indikator ekonomi yang mulai membaik a.l. realisasi penanaman modal, neraca perdagangan, inflasi, kinerja pasal modal, stabilitas sektor jasa keuangan, hingga ketahanan sektor eksternal.
Dia menerangkan, realisasi Penanaman Modal sampai dengan September 2020 sebesar Rp611,6 triliun atau tumbuh 1,7 persen (yoy). Capaian tersebut merupakan 74,8 persen dari target Penanaman Modal di tahun 2020 sebesar Rp817,1 triliun.
“Secara kumulatif, penyerapan tenaga kerja dari penanaman modal tersebut hingga September 2020 mencapai 861.581 tenaga kerja atau naik 22,50 persen [yoy] dibanding tahun lalu,” ujar Airlangga.
Adapun kinerja Perdagangan Luar Negeri hingga September 2020 mencatat surplus. Hal ini terjadi seiring penurunan impor lebih dalam dibanding ekspor sehingga neraca perdagangan Januari sampai dengan September 2020 surplus US$13,51 milliar. Angka ini lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu defisit US$2,24 miliar dengan total defisit 2019 sebesar US$3,59 miliar.
Perkembangan inflasi di tengah pandemi dipengaruhi oleh kestabilan harga yang terjaga dan kondisi permintaan yang masih membutuhkan dorongan. Dukungan stimulus perlindungan sosial diberikan agar dapat mendorong naiknya permintaan melalui peningkatan daya beli masyarakat.
“Di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global, stabilitas sektor eksternal masih terjaga. Cadangan devisa tetap memadai untuk pembayaran utang luar negeri dan stabilisasi nilai tukar,” lanjut Menko Perekonomian.
Baca Juga
Kinerja pasar modal juga mulai menunjukkan pemulihan sejak penurunan tajam pada 24 Maret 2020. Dari saham sektoral, sektor industri dasar dan pertanian telah meningkat di atas 40 persen sejak titik terendahnya.
“Kalau kita lihat pasar modal, kita sudah kembali ke jalur 5000, dari titik terendah di bulan Maret 2020 kemarin. Kita tetap punya daya tahan,” kata Menko Airlangga.
Dia pun menegaskan, stabilitas sektor jasa keuangan masih terjaga. Ke depan, dengan adanya program seperti Penempatan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di perbankan, diharapkan stabilitas dan pertumbuhan sektor jasa keuangan terus menguat.
Pemerintah mengakui, Pandemi Covid-19 menyebabkan bertambahnya jumlah pengangguran. Sebelum pandemi terdapat 6,9 juta pengangguran, belum termasuk 3,5 juta pekerja yang di-PHK atau dirumahkan, dan 3 juta angkatan kerja baru yang setiap tahun membutuhkan pekerjaan. Sehingga total kebutuhan lapangan kerja baru mencapai sekitar 13,4 juta.
“Salah satu program pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran tersebut adalah dengan Kartu Prakerja,” tutur Airlangga.
Kartu Prakerja, papar Airlangga, telah diakses oleh lebih dari 35,1 juta pendaftar dan yang menerima manfaat mencapai lebih dari 5,59 juta peserta. Dari jumlah tersebut, peserta yang telah menyelesaikan pelatihan sebanyak 4,6 juta dan yang menerima insentif 3,8 juta peserta.
Selain itu, UU Cipta Kerja juga menjadi instrumen utama dalam mengatasi berbagai tantangan nasional, mulai dari penyediaan lapangan kerja, pemberdayaan UMKM, hingga Reformasi Regulasi. “Ini semua untuk mendorong transformasi ekonomi dan pemulihan ekonomi nasional,” pungkasnya.