Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 telah memperdalam jurang kesenjangan di pasar tenaga kerja dan mengakselerasi urgensi teknologi dalam industri.
Berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF) yang berjudul ‘Future of Jobs Report 2020’, otomatisasi dan divisi baru yang membagi tugas antara manusia dengan robot akan menggantikan 85 juta jenis pekerjaan dalam lima tahun ke depan.
“Covid-19 telah mengakselerasi masa depan pekerjaan. Akan ada skenario ganda yang bakal menganggu para pekerja di masa yang sulit ini. Jalan keluarnya adalah solusi manajemen yang proaktif,” kata Managing Director WEF Saadia Zahidi, dilansir dari Aljazeera, Rabu (20/10/2020).
Laporan itu menemukan bahwa laju adopsi teknologi terus bergerak cepat dalam lima tahun ke depan seiring dengan perkembangan komputasi awan, big data, dan e-commerce.
Pandemi Covid-19 yang diikuti dengan krisis hanya akan mempercepat proses digitalisasi dan menghantam seluruh sektor ekonomi lebih parah dibandingkan krisis finansial 2008.
Dengan sebagian besar pemimpin perusahaan mengadopsi teknologi, para pekerja diharuskan untuk terus beradaptasi melalui peningkatan kapasitas. Para pekerja yang diperkirakan masih bekerja di posisinya pada lima tahun mendatang pun diharuskan untuk berdaptasi, dengan perkiraan sekitar 5 persen diharuskan melakukan peningkatan kapasitas.
Baca Juga
Survei yang dilaksanakan oleh WEF ini didasarkan atas proyeksi para pemimpin bisnis dari 300 perusahaan dunia yang telah mempekerjakan sekitar 8 juta tenaga kerja.
Laporan ini juga mendesak pemerintah untuk memberikan para pekerja yang harus tersingkir dari dunia kerja dengan jarring pengaman sosial, memperbaiki sistem pendidikan, dan menawarkan insentif bagi dunia usaha untuk berinvestasi pada industri yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan.
Lebih lanjut, perusahaan swasta bisa berperan untuk mengurangi dampak perubahan pada pasar tenaga kerja dengan menggenjot pelatihan, dan memastikan para pekerja ini tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi.