Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dipastikan akan mengalami resesi setelah di kuartal III/2020 diprediksi pertumbuhannya negatif, setelah terkontraksi pada kuartal II/2020 sebesar 5,32 persen.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan bahwa lesunya perekonomian yang terjadi di Indonesia harus dihadapi.
“Resesi jangan disia-siakan. Resesi harus dimanfaatan,” katanya melalui diskusi virtual, Senin (12/10/2020).
Febrio menjelaskan bahwa resesi adalah momen terbaik untuk memperbaiki perekonomian. Dari situ, bisa mengetahui apa yang kurang dan musti diperbaiki dari Indonesia.
“Kita harus melakukan reformasi yang serius. Supaya keluar dari resesi ini kita jadi perekonomian yang bukan lemah tapi justru semakin kuat karena kita memiliki modal yang lebih besar untuk melanjutkan ekonomi,” jelasnya.
Sebelumnya, resesi Indonesia sudah terlihat sejak tiga bulan pertama 2020. Selama era reformasi, pertumbuhan Indonesia selalu di angka 5 persen. Ini menjadi sebuah tren selama bertahun-tahun.
Baca Juga
Begitu pada 2020 lajunya di bawah 5 persen, itu menjadi pertanyaan. Apa yang membuat ekonomi Indonesia menjadi lesu.
Pada kuartal I/2020, pertumbuhannya 3 persen. Kuartal II kontraksi 5,32 persen. Periode ketiga ini diprediksi minus juga. Fakta tersebut yang membuat Kemenkeu menyimpulkan resesi.
“Jadi memang sudah resesi. Jadi dilihat dari kuartal I, II, dan III sudah pasti. Ini sudah menjadi berkepanjangan perlambatan ekonomi kita,” katanya, Jumat (25/9/2020).