Bisnis.com,JAKARTA - Sistem keamanan menjadi salah satu aspek penting dari inklusi keuangan. Dengan sistem keamanan yang memadai jaminan bagi masyarakat pengguna platform terpenuhi.
Sementara itu selama pandemi Covid-19, akselerasi digitalisasi di sektor keuangan menjadi semakin cepat.
E-commerce mengalami peningkatan setiap bulannya sebesar 400 persen. Pada 2019, setiap hari ada 2,4 miliar transaksi mobile banking dengan nilai mencapai Rp4000 triliun. Di era pandemi, jumlah itu meningkat secara masif.
Demikian disampaikan Anung Helrianto, Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Karena itu, keamanan siber khususnya di lembaga perbankan, serta banking shadow lainnya, tidak boleh gagal. Jika sekali gagal, akan memberikan efek ke aspek kepercayaan publik dan bisa merembet ke sektor lain,” ujarnya dalam webinar tentang transaksi online, Kamis (8/10/2020).
Dino Milano Siregar, Direktur Grup Inovasi Keuangan Digital OJK, mengatakan transformasi digital sudah menyatu dengan keseharian masyarakat di Indonesia.
Dengan begitu hubungan antara sistem digital dan risiko keamanan siber kian erat.
Ketika pandemi melanda, lanjutnya, ada peningkatan 25 juta pengguna sehingga saat ini telah mencapai 175 juta pengguna dari total 272 juta populasi.
Dia melanjutkan, berdasarkan penelitian dari Toronto Center, saat ini, setiap hari ada 35.000 malware yang disebar oleh pelaku kejahatan siber. Sekitar 92 persen di antaranya dikirimkan melalui surat elektronik.
OJK, lanjutnya, berinisiatif meningkatkan kemampuan literasi konsumen sekaligus meningkatkan kesadaran akan bahaya kejahatan siber.
OJK juga menyebarluaskan panduan keamanan bertransaksi digital.
Winny Triswandhani, Head of Corporate Affairs Greater GoPay, mengatakan pihaknya sejauh ini telah mengedukasi masyarakat dengan berpedoman pada tagar #AmanBersamaGojek.
Program tersebut meliputi kegiatan kolaborasi untuk meningkatkan literasi digital, kemudian dari aspek keamanan pihaknya mengembangkan tim kelas dunia yang berbasis pada kecerdasan buatan serta terhubung dengan unit darurat siaga yang tersedia selama 24 jam.
“Sementara itu pada aspek proteksi, kami memberikan jaminan perlindungan dan penanganan bagi seluruh pengguna seperti program berkelanjutan yang menghadirkan mitra jempolan, jaminan saldo kembali, serta jaminan asuransi untuk mitra dan pelanggan,” ucapnya.
Sementara itu, Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata menyebutkan pihaknya mengusung misi mendorong inklusi keuangan nasional sejalan dengan visi pemerintah.
Semula, lanjutnya, pihaknya menghadirkan GoPay sebagai cara memberikan kemudahan transaksi di antara mitra dan pengguna jasa. Namun saat ini, tuturnya, pengguna Gopay sudah bisa mengakses pembayaran lain seperti KPR subsisi, tabungan pendidikan, asuransi kesehatan, serta umrah.
“Pandemi mendorong mesyarakat mengadopsi sistem digital untuk menghindari tatap muka dan aspek keamanan digital menjadi sangat penting karena menjadi jaminan kepercayaan para pengguna," ujarnya.