Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan gudang Inggris melonjak pada kuartal ketiga tahun ini, didorong oleh ledakan belanja online yang dipercepat selama pandemi.
Pemilik gudang menyewakan 13,3 juta ft2 dalam 3 bulan terakhir hingga September, lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Menurut laporan dari broker CBRE (Coldwell Banker Richard Ellis) Group Inc, pengecer yang beroperasi secara eksklusif online menyumbang sepertiga dari permintaan secara keseluruhan.
"Pengisian ruang gudang selama 6 bulan terakhir melebihi total tahunan selama 8 dari 10 tahun terakhir," kata Jonathan Compton, direktur senior penelitian industri dan logistik Inggris di CBRE.
"Kekhawatiran seputar Covid-19 dan Brexit tidak menekan permintaan, dan konsumen di Inggris telah mengubah cara mereka berbelanja secara mendasar,” lanjutnya.
Dia menambahkan bahwa permintaan gudang sudah meningkat sebelum pandemi dan melonjak sejak lockdown yang memaksa toko-toko tutup dan membuat konsumen tetap berada di rumah.
Pertumbuhan ini didorong tidak hanya oleh pengecer online, tetapi juga oleh pedagang tradisional yang meningkatkan bisnis internet mereka untuk beradaptasi dengan ekonomi pasca-pandemi Covid-19.
Pengeluaran online sedikit turun pada Agustus dibandingkan dengan bulan sebelumnya, tetapi masih hampir 50 persen lebih tinggi daripada Februari sebelum wabah, menurut data dari Kantor Statistik Nasional Inggris.
Menurut CBRE, pada kuartal ketiga 2020, tren yang muncul adalah menempati gudang yang telah ada. Fasilitas yang dibangun sesuai dengan pesanan masih merupakan bagian terbesar dari luas gudang yang disewakan, tetapi menurun apabila dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun lalu.