Bisnis.com, JAKARTA — Bos PT Pertamina (Persero) menyebut bahwa bisnis petrokimia menjadi salah satu pilar bisnis seiring dengan menurunnya permintaan produk bahan bakar minyak ke depannya.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa permintaan produk BBM bakal memasuki masa puncaknya pada 2030. Namun, dengan adanya pandemi, puncak permintaan itu akan lebih singkat yakni pada 2025 dengan pertumbuhan 2 persen hingga 3 persen.
Dengan merujuk pada kondisi itu, transformasi bisnis menjadi sangat diperlukan untuk menangkap peluang yang lebih menarik salah satunya pada bisnis petrokimia.
Dari sisi pengoolahan, katanya, bisnis petrokimia bisa dilakukan Pertamina secara integrasi antara pengelolaan minyak mentah menjadi BBM dan juga pengolahan produk petrokimia.
"Kami melihat petrochemical menjadi salah satu pilar bisnis bagi Pertamina dan kami lihat demand dari petrochemical luar biasa baik global maupun di Indonesia," katanya dalam sebuah webinar, Selasa (6/10/2020).
Anggota Dewan Energi Nasional yang juga Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia Rinaldy Dalimi mengatakan bahwa sebesar 65 persen bisnis yang dijalankan Pertamina akan beralih ke petrokimia.
Baca Juga
Dia menilai pada 2050 kebutuhan BBM untuk keperluan transportrasi akan menuruun secara drastis dan pengelohan kilang untuk BBM tidak akan menjadi maksimun lagi.
"Pertamina sudah arahkan pada petrokimia penggunaan minyak ke depan mengarah pada bahan baku petrokimia," katanya.