Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Otomatis Wajib Daftar, Ini Kata Asosiasi IoT

Saat ini penggunaan IoT meluas mulai dari Google Home Hub sampai pabrik dengan otomatisasi tinggi.
Pabrik Skoda Auto berteknologi Industri 4.0. /SKODA
Pabrik Skoda Auto berteknologi Industri 4.0. /SKODA

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah merencanakan pengguna Internet of Things (IoT) -seperti pabrik yang mengadopsi revolusi industri 4.0- wajib terdaftar.

Wajib daftar bagi pengguna IoT ini akan dilakukan dengan mengubah peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.1/2019 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio Berdasarkan Izin Kelas.

IoT adalah seperangkat mesin yang mampu melakukan komunikasi tanpa memerlukan interaksi dari manusia ke manusia, atau dari manusia ke perangkat komputer.

Rencana pemerintah ini menurut Asosiasi IoT Indonesia berguna untuk membuat industri makin tertib.

Ketua Umum Asioti Teguh Prasetya mengatakan bahwa perangkat IoT memiliki persamaan dengan  WiFi. Keduanya, menggunakan frekuensi milik publik.

WiFi menggunakan pita frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz. sedangkan IoT menggunakan frekuensi 920 MHz - 923 MHz.

Oleh sebab itu, lanjutnya, pendataan IoT tidak berlisensi dalam Siskomdat Kemenkominfo akan membuat industri ini makin baik sekaligus menjamin kepentingan publik.

Dengan terdaftar, potensi benturan frekuensi, antara sesama pemain IoT maupun dengan operator seluler yang memiliki frekuensi pada 900 MHz dapat terhindari.

“Untuk mengantisipasi tidak ada [benturan]. Ujung-ujungnya adalah tidak ada pelanggan yang dirugikan karena ini untuk kepentingan publik (unlicensed) kalau berlisensi maka dia harus tunduk kepada peraturan-peraturan,” kata Teguh kepada Bisnis, Minggu (4/10).  

Teguh juga menuturkan bahwa industri IoT tidak jauh berbeda dengan industri jasa internet, yang diharuskan memiliki lisensi untuk beroperasi. 

Dia mengatakan bahwa sektor IoT memiliki banyak lini mulai dari perangkat keras hingga perangkat lunak. Dengan terdaftar di Siskomdat maka pelanggan dapat jaminan atas layanan yang diberikan pelaku IoT.

“Sama saja seperti penyedia layanan internet maka harus memiliki ISP. Lebih untuk melindungi pelanggan,” kata  Teguh.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper