Bisnis.com, JAKARTA--BPPT mendorong penerapan inovasi smart energy dengan memanfaatkan energi terbarukan. Indonesia memiliki potensi besar khususnya penggunaan tenaga surya.
Hammam Riza, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan, Indonesia perlu membangun ekosistem inovasi di bidang smart energy dalam percepatan pembangunan smart city dengan memanfaatkan energi baru terbarukan.
BPPT, katanya, telah mengembangkan teknologi smart grid sebuah jaringan energi teknologi digital guna memenuhi kebutuhan energi listrik salah satunya untuk transportasi.
"Saat ini teknologi smart grid juga dapat digunakan untuk memantau, mengelola transportasi listrik hingga mensuplai listrik ke charging station yang dikembangkan BPPT," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (3/10/2020).
Adapun, charging station yang dikembangkan BPPT merupakan bentuk dukungan terhadap Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) Berbasis Baterai, yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 55/2019.
Saat ini terdapat 2 jenis fast charging station yang dikembangkan BPPT diantaranya kapasitas 50 kW yang ditempatkan di BPPT Thamrin Jakarta dan kapasitas 20 kW di Puspiptek, yang mampu mengisi daya hanya dalam waktu 30 menit.
Baca Juga
Hammam, menyebut guna mendukung pertumbuhan e-mobility perlu kerja sama berbagai pihak sebagai salah satu solusi pencapaian teknologi untuk energi alternatif yang ramah lingkungan dan mendorong masyarakat untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak ke mobil listrik berbasis baterai.
“Kita harus bangun ekosistem inovasi kelistrikan, sudah saatnya Indonesia menjadi leading dan tidak lagi melakukan impor dengan melakukan Perekayasaan, Kliring, Audit Teknologi, hingga Komersialisasi, agar mencapai TKDN 20 persen,” imbuhnya.