Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stimulus Pemerintah Cegah Krisis, UKM Manufaktur Perlu Peningkatan

Usaha kecil dan menengah (UKM) bisa menjadi faktor kunci perekonomian untuk mencegah krisis berkelanjutan.
Presiden RI Joko Widodo (kedua kanan) dan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin (kanan) berbincang-bincang dengan para penerima Bantuan Presiden (Banpres) Produktif bagi pelaku usaha mikro di Jakarta, Senin (24 Agustus 2020). BNI dipercaya oleh Kementerian Koperasi dan UKM untuk menyalurkan Banpres Produktif bagi pelaku usaha mikro yang merupakan nasabah PNM Mekaar dengan jumlah sebesar Rp2,4 juta per orang. / Dok. BNInn
Presiden RI Joko Widodo (kedua kanan) dan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin (kanan) berbincang-bincang dengan para penerima Bantuan Presiden (Banpres) Produktif bagi pelaku usaha mikro di Jakarta, Senin (24 Agustus 2020). BNI dipercaya oleh Kementerian Koperasi dan UKM untuk menyalurkan Banpres Produktif bagi pelaku usaha mikro yang merupakan nasabah PNM Mekaar dengan jumlah sebesar Rp2,4 juta per orang. / Dok. BNInn

Bisnis.com, JAKARTA - Stimulus dari pemerintah masih memegang peran kunci untuk menutupi gap dan mencegah krisis berkelanjutan. Salah satu yang mendapat bantuan adalah usaha kecil dan menengah (UKM).

Kepala Ekonom BCA, David Sumual mengatakan bahwa UKM Indonesia saat ini didominasi oleh sektor perdagangan. Stimulus yang berlebihan bisa saja memicu peningkatan impor.

“Pemerintah perlu mendorong UKM manufaktur dan meningkatkan kapasitas UKM via digitalisasi dan up-skilling sumber daya manusianya,” katanya melalui diskusi virtual, Jumat (2/10/2020).

David menjelaskan bahwa untuk mencegah efek samping tersebut, stimulus harus juga memperkuat produktivitas ekonomi (supply side).

Di antaranya lewat padat karya, proyek infrastruktur, pengembangan pangan (food estate), dan kebijakan industrial yang di dalamnya termasuk hilirisasi, subtitusi impor, serta kemitraan industri besar dan UKM.

Sementara itu, pemerintah perlu melakukan digitalisasi sebagai upaya menghubungi UMKM dengan pasar yang lebih luas, maupun domestik atau internasional. Dukungan dari pihak terkait lain dengan melatih keahliam menjadi faktor pendukung penting.

Perdagangan elektonik bisa ditingkatkan untuk mendorong kinerja usaha domestik secara inklusif di tengah pandemi. Namun risiko peningkatan impor perlu diwaspadai.

“Krisis tak bisa dilihat hanya sebagai keadaan darurat, tapi juga kesempatan untuk melakukan perombakan menyeluruh terhadap ekonomi,” jelas David.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper