Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan indeks harga konsumen (IHK) pada September 2020 akan kembali mengalami deflasi.
Badan Pusat Statistik mencatat, selama dua bulan terakhir IHK telah mengalami deflasi. Pada Agustus 2020, tercatat deflasi sebesar -0,05 persen secara month-to-month (mtm) dan pada Juli 2020 terjadi deflasi -0,1 persen mtm.
Josua memprediksi IHK September 2020 akan kembali mengalami deflasi sekitar -0,07 persen mtm. Secara year-on-year (yoy), inflasi diperkirakan akan sebesar 1,40 persen.
Dia mengatakan komponen harga bergejolak pada IHK diperkirakan akan mengalami deflasi mempertimbangkan tren penurunan harga sebagian besar komoditas pangan sepanjang periode bulan September.
Penurunan harga di antaranya terjadi pada komoditas pangan beras (-0,4 persen mtm), daging ayam (-1,2 persen mtm), daging sapi (-0,3 persen mtm), telur ayam (-4,7 persen mtm), bawang merah (-4,3 persen mtm); cabai merah(-1,2 persen mtm), cabai rawit (-7,3 persen mtm), dan gula pasir (-1,3 persen mtm).
"Penurunan harga komoditas pada bulan September juga didukung sehubungan dengan masa panen raya memasuki bulan September," katanya kepada Bisnis, Rabu (30/9/2020).
Baca Juga
Di samping itu, Josua memprediksi inflasi dari sisi permintaan diperkirakan masih lemah dan terbatas, sehingga mendorong inflasi inti cenderung melambat ke kisaran 1,88 persen yoy, dari bulan sebelumnya 2,03 persen yoy.
Menurutnya, konsumsi masyarakat pada sektor kesehatan diperkirakan akan mendorong inflasi kelompok kesehatan di tengah implementasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta.
Josua pun memproyeksi tingkat inflasi pada 2020 akan tetap rendah, bahkan lebih rendah dari batas bawah target inflasi Bank Indonesia, mempertimbangkan tingkat konsumsi masyarakat yang masih cenderung lemah hingga akhir 2020.