Bisnis.com, JAKARTA - Rennita tak pernah membayangkan hobinya bercocok tanam mampu mengantarkannya pada bisnis dengan omset yang fantastis. Bermula pada niat untuk memanfaatkan lahan milik keluarga di kawasan Bogor, Jawa Barat, ia menyulapnya menjadi beragam jenis tanaman pangan dengan metode budidaya hidroponik.
Rennita memilah bibit hidroponik di ladang RH Farm di kawasan Bogor, Jawa Barat. Bisnis/Arief Hermawan P
Jauh sebelum orang-orang meramaikan tren hidroponik, yang kebanyakan untuk mengisi waktu selama work from home (WFH), Rennita sudah tertarik dengan Hidroponik, tepatnya sejak 2 tahun lalu.
Wanita ini membuktikan bahwa hidroponik bukan sekedar hobi, bukan sekedar menghabiskan waktu luang, tapi bisa menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan.
Rennita (tengah) bersama Ibunya (kanan) dan seorang karyawan beraktivitas di ladang hidroponik RH Farm di kawasan Bogor, Jawa Barat. Bisnis/Arief Hermawan P
Meski sempat gagal hingga 6 kali percobaan tanam, saat ini produk pertanian miliknya mampu menghasilakan omset hingga Rp30 juta per bulan.
Selain itu bisnis hidroponik yang dinamai RH Farm ini juga menciptakan lapangan kerja bagi 3 orang petani yang telah melalui pembinaan.
Rennita beraktivitas di ladang hidroponik RH Farm di kawasan Bogor, Jawa Barat. Bisnis/Arief Hermawan P
Darah sang ayah memiliki andil pada hobi Rennita mengolah produk pertanian. Almarhum ayahnya memang semasa hidupnya bergelut menjadi suplier sayur dan buah-buahan di pasar.
Sehingga komoditas pertanian sudah menjadi bagian keseharian wanita 35 tahun itu. Ditambah dukungan dari ibunya yang juga gemar bertani.
Rennita beraktivitas di ladang hidroponik RH Farm di kawasan Bogor, Jawa Barat. Bisnis/Arief Hermawan P
Pandemi Covid-19 membawa berkah tersendiri untuk Rennita. Putri ke-2 dari lima bersaudara itu mengaku omsetnya meledak dua kali lipat sejak ia memasarkan produknya melalui reseller.
Dimana sebelumnya sayuran-sayuran miliknya disalurkan melalui koperasi, untuk dijual kepada end user. Namun akibat Covid-19 merebak koperasi tutup, penjualan sempat terhenti.
Rennita beraktivitas di ladang hidroponik RH Farm di kawasan Bogor, Jawa Barat. Bisnis/Arief Hermawan P
Meski begitu mental bisnis Rennita terbukti. Ia beralih fokus ke penjualan online melalui reseller. "Justru melalui para reseller, permintaan sayuran meningkat drastis. Terutama karena konsumen lebih memilih pembelian online di tengah pandemi. Dengan bantuan teknologi seperti sekarang ini saya lebih mudah menggaet pasar yang lebih luas ," ungkapnya.
Rennita beraktivitas di ladang hidroponik RH Farm di kawasan Bogor, Jawa Barat. Bisnis/Arief Hermawan P
Keberhasilan Rennita berbisnis hidroponik membuatnya kerap diminta untuk mengisi pelatihan bagi masyarakat setempat. Kedepannya, ia bercita-cita untuk mengajak masyarakat, terutama para muda-mudi untuk mengikuti jejaknya.
Rennita beraktivitas di ladang hidroponik RH Farm di kawasan Bogor, Jawa Barat. Bisnis/Arief Hermawan P
Saat ini jumlah masyarakat dengan usia produktif (milenial) yang berminat pada pertanian terbilang kecil. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah petani milenial di Indonesia yang berusia 19-39 tahun terus menurun. Dari tahun 2017 ke 2018 saja telah terjadi penurunan sekitar 415 ribu orang.
Rennita beraktivitas di ladang hidroponik RH Farm di kawasan Bogor, Jawa Barat. Bisnis/Arief Hermawan P
Untuk itu kementerian pertanian (kementan) terus mendorong pembentukan petani milenial yang berjiwa wirausaha, agar sektor pertanian cepat berkembang dan komoditasnya berdaya saing.
Sejalan dengan itu, generasi milenial bidang pertanian dapat lebih cerdas berwirausaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital yang lebih modern dan kekinian.
Rennita menunjukkan bibit hidroponik di ladang RH Farm di kawasan Bogor, Jawa Barat. Bisnis/Arief Hermawan P
Teknologi budidaya juga semakin beragam, dengan pola hidroponik, aquaponik, urban farming, dan smart farming yang memiliki daya tarik tersendiri bagi generasi muda.