Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah meresmikan aktivasi ulang jalur kereta api Ciranjang, Cianjur menuju Cipatat Bandung Barat. Jalur ini dibangun menghabiskan anggaran Rp118,87 miliar membuat waktu tempuh Sukabumi-Cianjur jadi lebih cepat.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri mengatakan anggaran yang diperlukan dalam program reaktivasi Jalur Ciranjang-Cipatat ini berasal dari APBN 2019 sebesar Rp118,87 miliar.
"Anggaran sebesar Rp118,87 miliar tersebut dengan beberapa pekerjaan antara lain peningkatan jalur dengan penggantian Rel KA R.33 menjadi Rel R.54 dan juga normalisasi badan jalan," jelasnya saat Peresmian Pengoperasian Reaktivasi Jalur KA Ciranjang - Cipatat Provinsi Jawa Barat, Senin (21/9/2020).
Menurutnya, manfaat yang diperoleh dari hasil pembangunan ini antara lain peningkatan keselamatan dan kenyamanan, peningkatan aksesibilitas dan mobilitas, serta memperlancar roda perekonomian.
Dia sangat berharap berharap dengan beroperasinya jalur ini mobilitas orang dan barang (logistik) di sekitar wilayah ini jadi lebih mudah dan efisien.
Selain itu, dengan pengopersian jalur ini akan ada peningkatan kapasitas lintas dari yang semula 3 perjalanan KA menjadi 7 perjalanan KA. Sementara, waktu tempuh KA Cipatat - Sukabumi atau sebaliknya menjadi 2,5 jam atau sekitar 30 menit lebih cepat dari moda transportasi darat mobil atau bus.
"Selain hal tersebut ada manfaat yang tidak kalah penting yaitu jalur ini nantinya akan menjadi jalur alternatif kereta api dari Bogor ke Bandung dimana masyarakat Bogor tidak perlu ke Jakarta jika mau ke Bandung dengan moda kereta api, karena bisa melalui jalur ini," paparnya.
Peresmian ini memiliki arti yang besar karena konektivitas antara Jakarta, Bogor, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung akan bergabung. Ini memastikan tidak ada lagi istilah terpencil untuk wilayah-wilayah di sekitar Ibu Kota Negara saat ini.
Anggota Komisi V DPR Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz mengungkapkan saat ini jika menggunakan jalur darat jalan raya dari Ciranjang menuju Bandung sering kali menghadapi kemacetan karena adanya sejumlah pabrik.
"Ke Sukabumi juga macet banyak bus. Hampir kami ini terisolir habis waktu terbuang di jalan kalau mau kemana-mana. Dengan adanya reaktivasi ini, itu adalah suatu yang berharga bagi masyarakat Cianjur. Ini akan meningkatkan mobilitas," paparnya.
Dia juga berharap dalam pengembangan sejumlah proyek konektivitas seperti kereta api ini, Kemenhub memprioritaskan program padat karya sehingga dapat dipermanenkan tidak hanya saat pandemi Covid-19.
Baca Juga
Pasalnya, program padat karya sangat membantu membangkitkan perekonomian masyarakat kecil di sekitar pembangunan proyek dan masyarakat turut ada rasa memiliki terhadap hasil pembangunannya.