Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mencatat aktivitas layanan cold chain atau sistem rantai dingin pada industri logistik di Indonesia terus mengalami pertumbuhan signifikan.
Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, terlepas dari kondisi pandemi Covid-19, pertumbuhan industri cold chain di dalam negeri setiap tahunnya rata-rata mencapai 4 persen hingga 6 persen.
Tingkat pertumbuhan itu didorong oleh kian menggeliatnya populasi atau pengguna e-commerce yang sekarang ini cenderung memilih berbelanja secara daring termasuk untuk kebutuhan bahan pokoknya seperti makanan, minuman, dan sejenisnya.
"Selain itu, pertumbuhan cold chain juga dipicu meningkatnya kegiatan pengiriman industri farmasi, komoditi pertanian dan barang konsumsi," ujar Yukki dalam siaran pers, Sabtu (19/9/2020).
Dia mengatakan peningkatan permintaan makanan dan minuman beku serta bangkitnya waralaba di dalam negeri juga menjadi faktor tersendiri dalam berkontribusi menumbuhkan indutri cold chain di Indonesia.
Yukki mengungkapkan, pasar cold chain secara global, khususnya yang diproyeksikan berasal dari kebutuhan konsumen maupun pertanian dan perikanan pada 2030 masing-masing bisa mencapai US$1.070 milliar dan US$450 milliar.
Baca Juga
Dia melanjutkan bahkan pada 2030, menurut laporan McKinsey, Indonesia diproyeksikan menjadi pasar terbesar ke-7 di dunia, lantaran populasi konsumennya yang mencapai ratusan juta jiwa.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa permintaan produk melalui e-commerce juga menopang pasar logistik, sebab dengan permintaan produk yang tinggi maka pengiriman akan meningkat," ujarnya.