Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Cara Mifa Bersaudara Bertahan di Tengah Pelemahan Harga Batu Bara

Selain memastikan kesehatan karyawan tetap terjaga, untuk menjaga 'stamina' perusahaan hingga akhir tahun juga dibutuhkan kontrol biaya operasional semaksimal mungkin.
Ilustrasi: Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/7/2020). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Ilustrasi: Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/7/2020). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Bisnis.com, JAKARTA — Pandemi Covid-19 telah menyebabkan harga batu bara mengalami penurunan tajam. 

Presiden Direktur PT Mifa Bersaudara Ricky Nelson mengatakan bahwa dalam situasi seperti ini, pengusaha hanya bisa berharap yang terbaik dan menyiapkan kemungkinan terburuk.

Selain memastikan kesehatan karyawan tetap terjaga, menurutnya, untuk menjaga 'stamina' perusahaan hingga akhir tahun juga dibutuhkan kontrol biaya operasional semaksimal mungkin.

"Dobel efisiensi.  Tidak cukup efisiensi yang pernah dilakukan pada periode-periode sebelumnya.  Kami lakukan banyak engagement ke supplier, kontraktor, harus buat bagaimana kami survive," kata Ricky dalam sebuah webinar, Jumat (18/9/2020).

Selain berupaya untuk bertahan hidup, menurut Ricky, perusahaan juga perlu mempersiapkan strategi untuk menyambut membaiknya kondisi pasar batu bara ke depan.

Perusahaan harus memastikan bahwa tenaga kerja, staf, peralatan, dan ketersediaan fasilitas memadai untuk menjaga produksi.

Dia menuturkan bahwa pengurangan sumber daya di tengah krisis ini juga perlu dihindari.

"Kita harus prepare untuk recovery karena recovery ini apa yang kita lakukan efisiensi atau optimalisasi ini akan sangat memengaruhi kecepatan kita kalau terjadi siklus membaik," imbuhnya.

Mifa Bersaudara merupakan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi yang berlokasi di Aceh Barat. Saat ini, kapasitas produksi batu bara perseroan mencapai lebih dari 13 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper