Bisnis.com, JAKARTA — Pandemi Covid-19 telah menyebabkan harga batu bara mengalami penurunan tajam.
Presiden Direktur PT Mifa Bersaudara Ricky Nelson mengatakan bahwa dalam situasi seperti ini, pengusaha hanya bisa berharap yang terbaik dan menyiapkan kemungkinan terburuk.
Selain memastikan kesehatan karyawan tetap terjaga, menurutnya, untuk menjaga 'stamina' perusahaan hingga akhir tahun juga dibutuhkan kontrol biaya operasional semaksimal mungkin.
"Dobel efisiensi. Tidak cukup efisiensi yang pernah dilakukan pada periode-periode sebelumnya. Kami lakukan banyak engagement ke supplier, kontraktor, harus buat bagaimana kami survive," kata Ricky dalam sebuah webinar, Jumat (18/9/2020).
Selain berupaya untuk bertahan hidup, menurut Ricky, perusahaan juga perlu mempersiapkan strategi untuk menyambut membaiknya kondisi pasar batu bara ke depan.
Perusahaan harus memastikan bahwa tenaga kerja, staf, peralatan, dan ketersediaan fasilitas memadai untuk menjaga produksi.
Dia menuturkan bahwa pengurangan sumber daya di tengah krisis ini juga perlu dihindari.
"Kita harus prepare untuk recovery karena recovery ini apa yang kita lakukan efisiensi atau optimalisasi ini akan sangat memengaruhi kecepatan kita kalau terjadi siklus membaik," imbuhnya.
Mifa Bersaudara merupakan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi yang berlokasi di Aceh Barat. Saat ini, kapasitas produksi batu bara perseroan mencapai lebih dari 13 juta ton.