Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat investasi di sektor panas bumi sepanjang semester pertama tahun ini masih jauh di bawah target.
Hingga kuartal kedua tahun ini, realisasi investasi panas bumi tercatat mencapai US$302 juta. Realisasi ini baru mencapai 28,67 persen dari target sepanjang tahun ini yang dipatok senilai US$1,05 miliar.
"Kondisi pengembangan panas bumi di situasi pandemi sekarang ini, terkait pembangkit listrik, produksi uap, dan PNBP masih sesuai target. Tetapi status investasi masih di bawah target," kata Ida Nuryatin Finahari, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, dalam acara Digital Indonesia International Geothermal Convention 2020, Rabu (9/9/2020).
Ida mengatakan kondisi pandemi Covid-19 ini memberikan tantangan tersendiri dalam pengembangan panas bumi, seperti terganggunya transportasi logistik dan peralatan yang menyebabkan tertundanya proyek panas bumi.
"Penundaan akan yang menyebabkan meningkatnya biaya. Lebih jauh lagi, ini juga akan menyebabkan penundaan lain untuk proyek berikutnya," kata Ida.
Sementara itu, produksi listrik pembangkit panas bumi hingga kuartal II/2020 tercatat mencapai 9.078 gigawatt hour (GWh) atau 56,72 persen dari target tahun ini yakni sebesar 16.005 GWh.
Baca Juga
Untuk produksi uap panas bumi mencapai 65,2 juta ton atau 57,94 persen dari target tahun ini sebesar 112,53 juta ton.
Sebaliknya, untuk penerimaan PNBP panas bumi telah mencapai Rp748 miliar. Realisasi tersebut telah mencapai 55,72 persen dari target tahun ini yang dipatok senilai Rp1,478 triliun.