Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Mega Hub JNE Terkatung-katung, Ini Sebabnya

JNE terpaksa menunda penyelesaian pengembangan mega hub di kawasan Bandara Soekarno-Hatta hingga 2021 karena mengalami kendala sebagai dampak pandemi Covid-19.
Pelanggan menggunakan aplikasi LinkAja di salah satu outlet JNE di Jakarta, Senin (10/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pelanggan menggunakan aplikasi LinkAja di salah satu outlet JNE di Jakarta, Senin (10/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir pemilik merek dagang jasa kurir JNE bisa jadi harus menunda penyelesaian pengembangan mega hub di kawasan Cengkareng, Tangerang hingga 2021 akibat pandemi Covid-19. Salah satunya alasannya, kesulitan mendatangkan mesin dari luar negeri.

Direktur Utama JNE Mohammad Feriadi menuturkan sudah hampir selesai membangun mega hub pengiriman di daerah Cengkareng dekat dengan Bandara Soekarno-Hatta.

"Mega hub di CGK [Bandara Soekarno-Hatta] sudah hampir selesai, sudah topping off sudah selesai, tapi terkendala, untuk importasi mesin, izin tenaga kerja asing juga dibatasi, ekspor impornya tidak semudah kemarin," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (8/9/2020).

Menurutnya, ketika mesin sudah dapat diimpor ke Indonesia tetapi pemasangannya tidak dapat dilakukan oleh tenaga kerja dalam negeri. Perakitan mesti dilakukan oleh tenaga kerja pabrikan, walhasil tetap harus impor tenaga kerja khusus untuk merakit mesin.

"Kalau mesin masuk tapi tidak ada yang memasang, kami tidak bisa melakukan apa-apa, sehingga akan terjadi sedikit penundaan dikarenakan pandemik," katanya.

Dia menyebut kendala utama tinggal pada urusan mesin saja, sehingga akan terjadi pemunduran waktu, tetapi secara timeline masih belum dapat memastikan diundur hingga kapan. Feri menyebut semua bergantung situasi dan kondisi terkait Covid-19 di Indonesia.

Pria yang menjadi Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress, Pos, dan Logistik (Asperindo) tersebut turut prihatin dan mengkhawatirkan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia yang jumlah kasus positif penderitanya semakin tinggi.

"Kami tentu mengkhawatirkan soal itu, prihatin. Kami juga mengingatkan teman-teman menjalankan protokol kesehatan apa yang diimbau pemerintah 3M yaitu mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak itu yang terbaik yang bisa dilakukan," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper