Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Sebut Penerbangan Domestik Jadi Penolong dari Pandemi

Dengan masih terbatasnya rute internasional yang bisa diterbangi, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengandalkan penumpang rute domestik.
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara, Minggu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara, Minggu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengungkapkan penerbangan domestik menjadi penolong kinerja perusahaan di tengah pandemi Covid-19, meskipun pendapatan sempat merosot hingga 90 persen.

Dalam diskusi daring bertajuk "Panduan Protokol Baru untuk Operasi Bisnis Berkelanjutan: Industri Transportasi Publik" di Jakarta, Kamis (3/9/2020), Direktur Layanan, Pengembangan Usaha, dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia Ade R. Susardi menuturkan masih ada berbagai pembatasan perjalanan (travel restrictions) di beberapa negara. Hal ini membuat operasional penerbangan internasional masih dihentikan sementara.

“Masih untung, kita punya pasar domestik yang cukup kuat dan besar. Walaupun di internasional banyak kendala, di domestik kita sudah mulai bangkit kembali,” paparnya seperti dilansir Antara.

Meski demikian, saat ini, perusahaan pelat merah itu masih terbang ke sejumlah rute internasional seperti Belanda, Korea Selaran, Jepang, Singapura, dan Australia. Namun, frekuensinya dipangkas.

Untuk rute Jakarta-Amsterdam misalnya, dari semula 6 kali sepekan kini hanya 1 kali sepekan. Adapun penerbangan ke Sidney, Australia dibatasi hanya untuk 50 orang, sesuai ketentuan Negeri Kangguru.

Garuda menyebut frekuensi penerbangan secara total sempat jatuh ke angka terendah pada Mei 2020. Ketika itu, perseroan hanya mengoperasikan 30 penerbangan dalam sehari dan separuhnya adalah penerbangan kargo.

Saat ini, kondisinya diklaim mulai membaik. Pada masa libur panjang akhir pekan lalu, maskapai penerbangan tersebut sempat mengoperasikan 170 penerbangan dengan jumlah 9.000 penumpang per hari.

"Sekarang rata-rata 7.000-8.000 [penumpang] per hari. Kita harapkan semua menjadi lebih baik, jumlah penumpang lebih banyak, hal itu yang bisa menyelamatkan Garuda ke depan,” ujar Ade.

Berdasarkan survei yang dilakukan Garuda, sebanyak 73 persen masyarakat menyatakan minat untuk kembali terbang saat ini hingga 6 bulan ke depan. Kemudian, 65 persen menyatakan perlu terbang sampai Desember 2020.

"Tapi yang benar-benar beli tiket hanya 12 persen. Hal ini juga yang kita lihat sebagai satu kendala, ingin, tapi enggak yakin karena situasinya ragu, takut dokumen kurang atau perlu persiapan PCR, rapid test, di mana tempat melakukannya tes cepat, PCR, apakah di tempat tujuan harus dilakukan juga, ini complicated," terang Ade.

Selain itu, banyak masyarakat yang memilih bepergian dengan jalur darat di Pulau Jawa karena infrastruktur tolnya sudah memadai.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper