Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemensos Usulkan Pengurangan KPM BPNT Jadi 18,5 Juta Keluarga

Sebelumnya, Kemensos menaikkan jumlah KPM BPNT menjadi 20 juta keluarga dari 15,2 juta KPM sejak pandemi Covid-19.
Menteri Sosial Juliari Batubara mengikuti rapat kerja bersama Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/6/2020). Rapat kerja tersebut membahas pembicaraan pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2021, RKP 2021 dan evaluasi kinerja Kemensos tahun 2020. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Menteri Sosial Juliari Batubara mengikuti rapat kerja bersama Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/6/2020). Rapat kerja tersebut membahas pembicaraan pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2021, RKP 2021 dan evaluasi kinerja Kemensos tahun 2020. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Sosial berencana memangkas Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Sembako atau Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) menjadi 18,5 juta keluarga dari sebelumnya 18,8 juta KPM.

"Kami usulkan merevisi target BPNT jadi 18,5 juta KPM," kata Menteri Sosial Juliari P Batubara dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI, dikutip dari Antara, Kamis (3/9/2020).

Dengan adanya pengurangan target BNPT sebanyak 300.000 KPM, dia mengemukakan terdapat Rp720 miliar yang pemanfaatannya dapat dioptimalkan. Optimalisasi anggaran tersebut direncanakan untuk Ditjen Rehabilitasi Sosial sebesar Rp276 miliar untuk revitalisasi fasilitas gedung dan peralatan balai/loka.

Sebelumnya, Kemensos menaikkan jumlah KPM BPNT menjadi 20 juta keluarga dari 15,2 juta KPM sejak pandemi Covid-19.

Alhasil, setiap keluarga yang terdata mendapatkan bantuan sebesar Rp200 ribu per bulan untuk memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang terdampak pandemi.

Namun, menurut Juliari, untuk menjangkau 20 juta KPM tersebut sulit terpenuhi sehingga Kemensos mengusulkan pengurangan menjadi 18,5 juta KPM.

Terkait rencana pengurangan target KPM tersebut, Komisi VIII menyarankan untuk menurunkan lagi menjadi 18,3 juta KPM karena kondisi ekonomi ke depan diperkirakan mulai membaik pada tahun mendatang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper