Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Omset Bisnis Waralaba Diperkirakan Naik pada Kuartal III/2020

Bisnis waralaba menghadapi guncangan cukup hebat akibat pandemi Covid-19 sehingga memaksa pelaku usaha menerapkan sejumlah strategi.
Aneka Franchise./Ilustrasi
Aneka Franchise./Ilustrasi
Bisnis.com, JAKARTA -- Harapan mulai menunjukkan batang hidungnya kepada pelaku bisnis waralaba. Setelah terpaksa melewati fase yang cukup berat di dua kuartal pertama tahun ini, omset penjualan sektor tersebut diperkirakan naik pada kuartal III/2020.
Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) Levita Supit memperkirakan omset penjualan bisnis waralaba di Tanah Air dapat naik kira-kira 5-10 persen pada kuartal III/2020.
"Setelah terpaksa tutup pada kuartal I dan recovery pada kuartal II/2020 seiring dengan pelonggaran PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dilakukan oleh pemerintah, pada kuartal III/2020 omset diperkirakan bakal naik," ujar Levita kepada Bisnis, Jumat (28/8/2020).
Dia mengungkapkan, omset penjualan di bisnis waralaba mengalami penurunan lebih dari 20 persen secara tahunan (YoY) pada semester I/2020.
Pada periode yang sama pada tahun sebelumnya, kata Levita, omset penjualan segmen waralaba di Tanah Air berjumah sekitar Rp100 triliun.
Di lapangan, jelas Levita, peningkatan penjualan sudah terjadi. Diskon besar-besaran yang dilakukan oleh pelaku usaha waralaba pada Agustus 2020 lalu dalam rangka hari kemerdekaan diklaim meningkatkan penjualan.
Sayangnya, dia tidak menjelaskan secara terperinci terkait dengan kenaikan penjualan yang diraup oleh pelaku usaha waralaba tersebut. tetapi dia meyakini pemberian diskon besar-besaran akan menjadi strategi pemasaran yang jitu untuk diterapkan di sepanjang semester II/2020.
Diskon besar-besaran, ungkapnya, dapat menarik kembali daya beli dan minat belanja masyarakat karena terjangkaunya harga. 
Selain karena pelaku usaha tidak dapat memaksakan harga normal dalam kondisi sulit akibat terdampak virus corona (Covid-19), tetapi pemberian diskon juga menjadi solusi atas masalah rendahnya daya beli masyarakat.
Di sisi lain, pelaku usaha waralaba juga mendapatkan manfaat dari insentif usaha berupa subsidi gaji yang disalurkan oleh pemerintah mulai 27 Agustus 2020 lalu dengan didaftarkannya para pekerja sebagai penerima bantuan.
Namun demikian, pemerintah diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih mendalam untuk pelaku usaha di sektor tersebut. Pasalnya, sejauh ini belum ada insentif yang menyasar khusus ke segmen tersebut.
"Kami menginginkan pemerintah agar lebih memerhatikan pelaku usaha waralaba, terutama pelaku usaha dalam negeri. Pemerintah pasti punya banyak cara untuk membuat usaha waralaba bisa terus survive," tuturnya.
Levita mengatakan terdapat sejumlah insentif yang diperlukan untuk mengurangi beban pelaku usaha waralaba, di antaranya insentif listrik; pengurangan beban pajak, mulai dari pajak plang iklan hingga Pajak Penghasilan (PPh).
Levita menuturkan sampai dengan saat ini para pelaku usaha waralaba masih membayarkan PPh sesuai dengan keringanan yang diberikan pemerintah, yakni pengunduran tenggat pembayaran selama beberapa bulan dan keringanan pembayaran berdasarkan omset.
"Itu menolong sekali. Semoga bisa diteruskan hingga bisnis waralaba bisa pulih kembali," kata Levita.
Seperti diketahui, bisnis waralaba menghadapi guncangan cukup hebat akibat pandemi Covid-19. Beberapa strategi seperti penerapan pemesanan terintegrasi secara daring, self-ordering kiosk, ataupun drive-thru belum efektif dalam menyelamatkan bisnis waralaba semasa pandemi berlangsung.
 
PT Fast Food Tbk., misalnya, pemegang hak waralaba tunggal KFC tersebut dalam publikasi laporan keuangan per 31 Maret 2020 mencatatkan laba bersih Fast Food turun 89,24 persen menjadi Rp5,41 miliar pada kuartal I/2020.

Adapun periode kuartal I/2019, emiten bersandi saham FAST itu meraup laba Rp50,31 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper