Bisnis.com, JAKARTA — Belanja iklan Media Luar Griya (MLG) diperkirakan belum akan menunjukkan pergerakan positif pada semester II/2020.
Ketua AMLI DKI Jakarta Nuke Mayashapiran mengatakan hal tersebut disebabkan oleh dua hal; pertama pemasang iklan yang mengurangi anggaran belanja iklan MLG; kedua, pengenaan pajak reklame untuk penayangan iklan MLG.
"Sehingga harga penayangan iklan MLG menjadi sangat tinggi pada situasi ekonomi sekarang yang tidak kondusif," kata Nuke kepada Bisnis, Selasa (25/8/2020).
Menurutnya, tantangan terberat bagi industri periklanan luar ruangan tersebut adalah ketidakberpihakan peraturan pemerintah daerah atau provinsi kepada para pemasang iklan serta penyelenggara reklame MLG.
"Peraturan yang berlaku sekarang hanya sepihak kepentingan Pemerintah, lebih banyak melarang daripada mengatur, menata dan mengendalikan reklame MLG dan industri MLG," sambungnya.
Pemerintah, lanjutnya, diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat proses perijinan serta memberi keringanan retribusi dan pajak reklame.
Baca Juga
Dengan demikian, harga penayangan dapat turun dan para pemasang reklame dengan anggaran yang terbatas masih dapat menayangkan program promosi di media MLG.
Selain itu, penataan dan pengendalian bangunan reklame MLG yang baik, penyelenggaraan yang diatur dengan Peraturan Daerah yang kondusif, diharapkan dapat memberikan efek positif.
Namun demikian, semuanya dinilai akan sangat bergantung kepada penanganan pandemi Covid-19.
"Jika vaksin Covid-19 bisa mulai beredar pada 2020, maka sentimen positif diharapkan terjadi. Disamping itu, anggaran pemerintah kalau bisa segera cair maksimal pada tahun 2020. Ini tentu akan menjadi faktor pendorong yang akan berdampak positif kepada belanja iklan," jelasnya.