Bisnis.com, JAKARTA – PT Pakuwon Jati Tbk., pengembang yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur, mengandalkan penjualan rumah tapak untuk menghasilkan pemasukan di tengah kebijakan menunda proyek baru akibat pandemi Covid-19 meski tetap mengumpulkan land bank.
"Kebanyakan hasil prapenjualan berasal dari proyek rumah tapak Grand Pakuwon di Surabaya yang menyumbang 20 persen pendapatan selama semester I/2020," kata Direktur Keuangan Pakuwon Jati Minarto Basuki dalam paparan publik perusahaan di Jakarta pada Selasa (25/8/2020).
Dia menjelaskan bahwa emiten properti berkode saham PWON itu mengantongi angka prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp501 miliar selama 6 bulan pertama tahun ini. Jumlah itu, kata Minarto, mencakup 47 persen dari target prapenjualan tahun ini.
Di tengah kondisi bisnis yang tertekan akibat pandemi Covid-19, dia mengemukakan bahwa Pakuwon Jati telah merancang sejumlah strategi termasuk menunda perealisasian proyek-proyek properti baru dan fokus pada pemasaran produk yang telah dibangun.
Meskipun memilih untuk menunda perealisasian sejumlah proyek baru, kata Minarto, pengembang tersebut, yang di Jakarta memiliki Kota Kasablanka dan Gandaria City, tetap mengolekisi lahan untuk stok land bank yang bakal dugarap begitu kondisi perekonomian pulih.
Direktur Pengembangan Bisnis Pakuwon Jati, Ivy Wong, mengungkapkan pula permintaan terghadao subsektor residensial tetap terlihat cukup banyak. Dia menyebutkan total inventory Pakuwon saat ini masih mencapai sekitar Rp5 triliun.
Baca Juga
Mengenai properti recurring income, dia mengakui memang masih akan terhambat, mengingat masyarakat tetap mengtedepanjkan upaya mencegah penularan cirus corona jenis Covid-19.
Dampaknya, menurut Ivy, jumlah pengunjung mal milik perusahaan tersebut anjlok sekitar 40 persen selama pandemi ini dibandingkan dengan kondisi normal.