Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Jamin Akuisisi Tambang Batu Bara Tidak Mengganggu Bisnis inti

Akuisisi tambang batu bara dilakukan hanya untuk melengkapi suplai batu bara dari kontrak jangka panjang PLN dengan produsen batu bara.
PLN mengoperasikan Gardu Induk (GI) Wayame berkapasitas 2 x 30 Mega Volt Ampere (MVA). Istimewa/PLN
PLN mengoperasikan Gardu Induk (GI) Wayame berkapasitas 2 x 30 Mega Volt Ampere (MVA). Istimewa/PLN

Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN memastikan strategi akuisisi tambang batu bara untuk memastikan ketersediaan pasokan batu bara kebutuhan PLTU tidak akan mengganggu fokus bisnis utama BUMN itu.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan bahwa akuisisi tambang batu bara dilakukan hanya untuk melengkapi suplai batu bara dari kontrak jangka panjang PLN dengan produsen batu bara.

"Kalau disampaikan seolah-olah kami masuk ke sana [usaha tambang batu bara], kami hanya memastikan PLTU-PLTU kecil kami di tempat terpencil yang mungkin supplier kami tidak berminat, itu kami sediakan sendiri," kata Zulkifli dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Selasa (25/8/2020).

Anggota Komisi VII DPR Willy Joseph sempat mengkritik strategi PLN mengakuisisi tambang batu bara. Dia menilai upaya tersebut bisa mengganggu fokus PLN dalam menjalankan tugas utamanya melistriki seluruh pelosok Indonesia.

"Kepemilikan saham di batu bara ini perlu ditinjau lagi. PLN bisa sibuk dan kuasai tambang-tambang, nanti malah PLN enggak fokus. Cukup beli saja, tidak perlu punya share," ujar Willy.

Guna memastikan ketersediaan pasokan batu bara untuk PLTU, ada tiga program akuisisi tambang yang dilakukan PLN. Pertama, program akuisisi tambang untuk penyediaan batu bara PLTU mulut tambang (MT). PLN telah melakukan akuisisi tambang untuk PLTU MT Jambi-1 (2x300 MW). Sebagian saham tambang telah dimiliki oleh PLN Group dan saat ini telah berproduksi 2,3 juta ton.

Kemudian, akuisisi tambang untuk PLTU MT Kalselteng-3 (2x100 MW). Sebagian saham tambang telah dimiliki oleh PLN Group dan saat ini dalam tahap pembebasan dan sertifikasi lahan.

Kedua, program akuisisi tambang berikut infrastruktur pendukung untuk keamanan pasok dan efisiensi biaya penyediaan batu bara.

"Di Sumatra Selatan, sebagian saham tambang dimiliki PLN Group dan saat ini telah berproduksi 700.000 ton. Kemudian, PLTU Meulaboh 3—4 [2x200 MW], saat ini dalam tahap kajian oleh pihak independen untuk valuasi tambang," kata Zulkifli.

Ketiga, program kerja sama tambang untuk pemanfaatan batu bara lokal yang dekat dengan PLTU Nagan Raya 1—2. Zulkifli menuturkan, saat ini rencana program ini masih dalam tahap kajian pihak ahli.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper