Bisnis.com, JAKARTA — Nilai ekspor mebel dan kerajinan diperkirakan terjun bebas menjadi kurang US$1,2 miliar hingga akhir 2020 akibat pandemi Covid-19.
Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Supriyadi menuturkan bahwa ekspor industri mebel dan kerajinan terjun bebas hingga dibawah 50 persen. Hingga Juli 2020, nilai ekspor mebel dan kerajinan baru menyentuh US$640 juta.
"Bahkan, tidak sedikit anggota yang sudah menutup usaha dan mengurangi karyawan akibat tidak lagi mampu mengekspor dan melemahnya daya beli di dalam negeri dan pasar ekspor,” ujarnya dalam Forum Group Discussion secara virtual, Selasa (25/8/2020).
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih juga mengungkapkan bahwa ekspor mebel dan kerajinan diprediksi tidak akan mencapai US$2,4 miliar seperti dalam situasi normal, sebelum pandemi Covid-19.
“Kami akan fasilitasi industri. Tetap, kami memperhatikan industri dalam negeri. Kalau industri merasa bahan baku kurang, silakan surati kami. Langsung akan kami tutup. Itu masalah bahan baku yang akan diekspor. Tetap yang namanya hilirisasi akan kita perhatikan," tutur Gati.
Ketua Umum Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) Sunarso menegaskan bahwa Himbara akan membantu industri kecil dan menengah di sektor tersebut, dengan mempertemukan anggota HIMKI ke pembeli di program UMKM Export BRILian Preneur di JCC Jakarta pada Desember 2020.
Baca Juga
Langkah ini, lanjut Sunarso, sebagai upaya untuk menggenjot pasar ekspor dan meningkatkan pembelian di pasar dalam negeri.
“Ini masalahnya permintaannya turun, baik di dalam maupun di luar negeri akibat Covid. Oleh karena itu, pemerintah mestinya bisa juga membelokkan belanja negaranya untuk pembeliaan barang-barang juga secara real," ucapnya.
Menurut Sunarso, para pemangku kebijakan di industri mebel dan kerajinan perlu duduk bersama untuk menyinkronkan seluruh masalah yang terjadi pada sektor tersebut.