Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lebih Konservatif, Pemerintah Sisir Insentif Pajak

Pada kuartal III/2020, pemerintah menegaskan program eksisting akan dipercepat, sementara program yang tidak didukung data valid harus menunggu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat mengikuti rapat kerja antara Komisi XI DPR RI dengan pemerintah di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat mengikuti rapat kerja antara Komisi XI DPR RI dengan pemerintah di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan merealokasikan secara besar-besaran insentif usaha yang kurang optimal penyerapannya.

Di sisi lain, meski penyerapannya masih minim pemerintah ngotot untuk melanjutkan pembiayaan terhadap korporasi yang terdampak pandemi Covid-19.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan bahwa dari evaluasi minggu ke minggu pemerintah telah memetakan mana program yang jalan dan tidak.

"Penyerapan yang cepat harus diutamakan agar pemanfaatannya optimal, meski demikian ada masalah mengenai data yang belum optimal," kata Febrio, Rabu (19/8/2020).

Febrio menambahkan bahwa pada kuartal III/2020, program eksisting akan dipercepat, sementara program yang tidak didukung data valid harus menunggu.

Pemerintah, kata Febrio, akan semakin konservatif dalam menggunakan insentif perpajakan karena tantangan penerimaan pajak yang terus tertekan. Insentif yang tidak banyak dipakai misalnya PPh 22 DTP sudah direalokasikan untuk subsidi upah.

Pemerintah juga akan mendorong belanja barang dan belanja modal untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Meski demikian belanja modal seperti PUPR sudah cukup baik dalam mempercepat penyerapan melalui proyek fisik.

"Untuk semester II/2020, ini ada rencana untuk penambahan apresiasi kepada tenaga kesehatan, untuk perlindungan sosial kita manfaatkan cadangan yang masih ada," jelasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper