Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Hunian Perkantoran Asia Pasifik Anjlok 56 Persen

Bisnis perkantoran di Asia Pasifik sepanjang kuartal kedua tahun ini anjlok hingga 56 persen.
Kereta belanja ditinggalkan begitu saja di tepi jalan sepi di Docklands, area perkantoran di Melbourne, Australia, pada 9 Juli./Bloomberg/Carla Gottgens
Kereta belanja ditinggalkan begitu saja di tepi jalan sepi di Docklands, area perkantoran di Melbourne, Australia, pada 9 Juli./Bloomberg/Carla Gottgens

Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat hunian ruang perkantoran di Asia Pasifik sepanjang kuartal kedua tahun ini anjlok hingga 56 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2019, demikian hasil riset konsultan properti Colliers International.

Meski demikian, melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com pada Rabu (19/8/2020), Colliers menyebutkan bahwa pasokan besar akan terjadi pada akhir 2020 dan 2021.

Permintaan tampaknya mulai meningkat di China, tetapi selama tahun ini Colliers memperkirakan tetap terjadi penurunan sebesar 41 persen menjadi 4,03 juta m2.

“Rata-rata penyerapan tahunan selama 5 tahun hingga 2019 seluas 6,82 juta m2. Pasar perkantoran yang bertahan dengan baik ada di tujuh kota besar di India terutama Bengaluru, juga Seoul dan Singapura, sedangkan Hong Kong, Tokyo, dan Sydney menunjukkan penyerapan bersih negatif,” tulis riset tersebut.

Colliers tetap memperkirakan pasokan besar akan terjadi. Kota-kota di India adalah pendorong utama pasokan baru, dengan kawasan pusat bisnis Melbourne di Australia juga penyokong yang kuat.

Perusahaan konsultan properti itu menyatakan pada semester kedua 2020 pasar perkantoran Asia Pasifik akan men dapatkan tambahan pasokan yang cukup luas di Shanghai, Bengaluru, New Delhi, Tokyo, Seoul, dan Melbourne.

Colliers memperkirakan pasokan ruang kantor Asia Pasifik tahun depan secara agregat naik menjadi 2,8 kali lipat penyerapan pada 2020.

Pasokan jangka menengah tetap tinggi di China terutama Shenzhen, Bengaluru, Delhi, dan Australia terutama Sydney.

Di seluruh Asia Pasifik, Colliers memprediksi pasokan agregat baru melebihi penyerapan agregat selama 3 tahun dari 2020 hingga 2022.

Mengenai tingkat sewa, Colliers memang menyebutkan sekarang terjadi penurunan, tetapi prospek jangka menengah lebih cerah.

Untuk 2020, rata-rata sewa efektif turun 5 persen. Meningkatnya kepentingan stok kantor di China dan India mendorong perkiraan Colliers tentang penurunan sewa tahunan rata-rata 0,7 persen per tahun selama 5 tahun.

Namun, prospek sewa jangka menengah di perkantoran dengan tingkat hunian yang tinggi lebih cerah. Singapura harus mencapai pertumbuhan sewa tahunan rata-rata 3,3 persen per tahun selama 5 tahun, sementara Bengaluru, Melbourne, Taipei, dan Auckland akan mencapai pertumbuhan tahunan rata-rata 2,2 persen hingga 3,0 persen selama 5 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper