Kiprah Chandra Asri Selama Pandemi Jaga Ketahanan Ekonomi Nasional

Selama pandemi, Chandra Asri berjibaku menanggulangi wabah, dengan menyediakan bahan baku pembuatan masker bedah dan alat pelindung diri.
Seorang pekerja  PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menjalankan tugas di pabrik milik emiten produsen material petrokimia di Cilegon, Banten. Chandra Asri ikut berjibaku menanggulangi dampak pandemi dengan memasok material   non woven Polypropylene (PP) berkode HS35NW khusus yang dapat diaplikasikan menjadi alat pelindung medis yaitu masker bedah dan baju pelindung diri.
Seorang pekerja PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menjalankan tugas di pabrik milik emiten produsen material petrokimia di Cilegon, Banten. Chandra Asri ikut berjibaku menanggulangi dampak pandemi dengan memasok material non woven Polypropylene (PP) berkode HS35NW khusus yang dapat diaplikasikan menjadi alat pelindung medis yaitu masker bedah dan baju pelindung diri.

Bisnis.com, JAKARTA- PT Chandra Asri Petrochemical Tbk tak patah arang menghadapi gejolak seiring pandemi Covid-19 dengan merealisasikan sejumlah langkah taktis.

Sebagaimana diketahui, Pandemi Covid-19 dinilai memperlambat laju pertumbuhan di Indonesia, termasuk mengerem sektor bisnis. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Chandra Asri. Selama pandemi, perusahaan ini justru ikut berjibaku menanggulangi wabah, dengan menyediakan bahan baku pembuatan masker bedah dan alat pelindung diri.

Chandra Asri diketahui memiliki jenis bahan baku non woven Polypropylene (PP) berkode HS35NW khusus yang dapat diaplikasikan menjadi alat pelindung medis yaitu masker bedah dan baju pelindung diri. Kualitas material itu sesuai dengan pedoman Restriction of Hazardous Substances Directive (RoHS) yang menjadi haluan utama negara-negara di dunia karena aman untuk digunakan dalam temperatur suhu kamar, tidak beracun serta tidak bersifat karsinogenik. Produk milik Chandra Asri ini pun diketahui telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Sertifikat Halal.

“Kami telah memperkenalkan jenis barang ini untuk pasar Indonesia beberapa tahun belakangan dalam beberapa aplikasi seperti untuk bahan tas guna ulang spunbond, kebutuhan bahan pakaian non woven seperti baju pelindung diri dan masker bedah,” ujar Erwin Ciputra, Presiden Direktur  PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Dia melanjutkan Chandra Asri berkomitmen menjamin ketersediaan pasokan bahan baku dalam negeri tetap tercukupi dan konsisten meningkatkan kapasitas produksi sesuai kebutuhan termasuk memenuhi pasar ekspor.

Tidak berhenti sampai di situ, Chandra Asri pun mendukung konsorsium yang dibentuk oleh Universitas Indonesia (UI) untuk memproduksi flocked swab, alat pengumpul spesimen untuk tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dianggap memiliki realibilitas paling tinggi oleh organisasi kesehatan (WHO).

Konsorsium inisiasi UI terdiri dari para ahli dan peneliti dari Research Center for Biomedical Engineering (RCBE) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan berbagai pelaku usaha dari industri. Dalam konsorsium ini,  Chandra Asri turut memberikan masukan tentang desain dan komposisi material dari flocked swab yang terbuat dari bahan Polypropylene bersertifikat SNI, halal dan aman untuk kesehatan.

“Kami menyambut baik ajakan kolaborasi oleh UI bersama dengan pelaku usaha lainnya untuk memastikan ketersediaan flocked swab buatan dalam negeri. Chandra Asri mendonasikan seluruh resin yang dibutuhkan sebagai bahan baku utama flocked swab ini. Dukungan ini juga selaras dengan komitmen Chandra Asri untuk turut mendukung pemerintah dalam penanganan pandemi ini,” kata Erwin Ciputra.

Konsorsium tersebut menargetkan capai produksi 1 juta unit flocked swab berkode HS 19 ini sampai dengan pertengahan tahun 2020 untuk didonasikan dan didistribusikan melalui Pemerintah ke rumah sakit dan laboratorium rujukan Covid-19 di seluruh Indonesia.

Dekan Faklultas Teknik UI Hendri DS Budiono menambahkan, pihaknya berupaya membangun iklim kolaborasi dalam pengembangan riset dan inovasi di UI secara umum dan secara khususnya di bidang alat-alat kesehatan. Sinergi yang terjalin antara UI, industri, dan Pemerintah mampu mewujudkan hilirisasi riset yang berguna bagi negeri, khususnya saat ini di tengah mewabahnya Covid-19.

Lebih jauh dari itu, kontribusi Chandra Asri juga mempengaruhi kinerja ekonomi secara makro selama pandemi seperti sekarang ini. Dengan kemampuan produksi bahan baku lokal,  setidaknya kebutuhan produksi alat medis dalam negeri dapat semakin terpenuhi dan mengurangi ketergantungan impor.

Peran strategis tersebut pun turut mengiringi proses industrialisasi. Berbagai produk CAP dipergunakan berbagai sektor manufaktur, mulai dari industri kemasan hingga industri otomotif. Sedikitnya, keberadaan Chandra Asri mengurangi beban neraca perdagangan dari sisi bahan baku petrokimia yang hingga kini mayoritas masih dipasok dari luar negeri.

STRATEGI KEUANGAN

Berbagai langkah taktis ini tentunya membutuhkan bahan bakar yang optimal, dalam hal ini pendanaan dari sektor perbankan. Pada Mei 2020, Chandra Asri dan Permata Bank sukses merealisasikan perjanjian fasilitas kredit jangka panjang senilai US$70 juta, untuk memperkuat pertumbuhan industri domestik.

Direktur Keuangan Chandra Asri, Andre Khor mengatakan bahwa fasilitas pinjaman ini digunakan sebagai pembiayaan umum korporasi, belanja modal tahunan atau regular, ekspansi operasi dan/atau permintaan refinancing.

“Kami sangat senang dapat bekerja dengan mitra keuangan jangka panjang yang mendukung dan memahami model bisnis kami. Kerja sama ini juga bertujuan memastikan Chandra Asri dapat terus mempertahankan akses yang solid ke modal dan memelihara ketahanan finansial. Sinergi antara Chandra Asri dan PermataBank ini akan memperkokoh dan membantu kami merealisasikan komitmen ini,” ujarnya.

Bukan hanya itu saja, Bank DBS juga turut menggelontorkan pinjaman senilai US$195 juta atau setara dengan Rp2,9 triliun  untuk mendukung kebutuhan modal kerja perusahaan dalam bentuk trade financing dan revolving credit facility (RCF). Pemberian fasilitas ini dikarenakan Bank DBS melihat meski di tengah pandemi, permintaan domestik untuk produk Chandra Asri tetap tinggi karena merupakan salah satu produsen bahan baku peralatan medis seperti masker dan APD.

Chandra Asri diketahui masih harus mengoperasikan pabrik secara normal dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, termasuk hanya mempekerjakan staf penting di lokasi pabrik, dan menerapkan pembagian tim bagi staf pendukung, untuk dapat bekerja sebagian dari rumah dan kantor. Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sebagai wujud komitmen membantu Pemerintah, Chandra Asri pun tidak ketinggalan membantu pendistribusian berbagai peralatan kesehatan. Bersama Sulfindo Adiusaha, Chandra Asri mulai mendistribusikan ribuan peralatan medis seperti alat rapid test, baju pelindung diri, masker serta sarung tangan ke Rumah Sakit Krakatau Medika Cilegon, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Banten, RSUD Kabupaten Serang dan RSUD Kota Cilegon.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper