Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beban Puncak Listrik Industri Jatim Turun 3,26 Persen saat Pandemi Corona

PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur mengungkapkan tren beban puncak listrik di Jatim sejak pandemi Covid-19 mengalami penurunan terutama pada golongan pelanggan industri.
Pembangkit listrik/Antara
Pembangkit listrik/Antara

Bisnis.com, SURABAYA – PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur mengungkapkan tren beban puncak listrik di Jatim sejak pandemi Covid-19 mengalami penurunan terutama pada golongan pelanggan industri.

General Manager PLN UID Jatim, Nyoman S. Astawa mengatakan secara umum penurunan beban puncak lebih tepatnya terjadi pada saat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yakni tercatat pada April 2020 anjlok 0,6 persen, lalu pada Mei turun 6,9 persen, dan Juni turun 1,7 persen.

“Secara kumulatif, untuk pengunaan kWh golongan industri turun 3,26 persen, lalu golongan pelanggan bisnis turun 3,83 persen,” katanya, Jumat (7/8/2020).

Meski begitu, lanjutnya, saat memasuki era normal baru tren beban puncak listrik di Jatim berangsur mulai meningkat sejalan dengan mulai bergeraknya aktivitas perekonomian di masyarakat umum maupun kalangan industri.

Nyoman menambahkan PLN Jatim sendiri menyatakan kesiapannya untuk mendorong perekonomian Jatim salah satunya melalui pengembangan infrastruktur jaringan listrik di kawasan industri baru maupun kawasan eksisting yang saat ini sedang dikembangkan pemerintah.

"Saat ini kami masih menunggu informasi dari pemerintah daerah mengenai rencana pengembangan kawasan industri. Hal ini tentu berkaitan dengan kesiapan kami menyediakan infrastruktur kelistrikan yang memadai, dan sejauh mana kesiapan pemerintah menghadapi new normal juga perlu diselaraskan dengan program kami,” imbuhnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Drajat Irawan mengatakan pengembangan industri diyakini mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di Jatim terutama dalam hal pemulihan ekonomi akibat pandemi.

“Pemprov Jatim saat ini terus memantau dan mengawasi kondisi industri pada saat new normal agar terjadi peningkatan produktivitas dan operasional tetapi tetap menjalankan protokol kesehatan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper