Bisnis.com, JAKARTA - Banyak pihak angkat bicara setelah ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 mengalami kontraksi hingga minus 5,32 persen.
Salah satu komentar datang dari anggota Ombudsman RI Alamsyah Saragih. Dia mengungkapkan angka kontraksi tersebut cukup mengkhawatirkan, mengingat ekonomi Indonesia yang tidak terlalu bergantung dengan perdagangan luar negeri.
"Jadi jangan kita bandingkan dengan Singapura yang mayoritas ekonominya sangat bergantung dengan perekonomian luar negeri," kata Alamsyah saat diskusi daring, Rabu 5 Agustus 2020.
Dia menyoroti sebab utama pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi cukup dalam. Mengutip data Badan Pusat Statistik, kata dia, sektor transportasi tertekan hingga lebih dari negatif 29 persen.
Hanya ada tiga lapangan usaha atau sektor yang masih tumbuh positif yaitu pertanian 2,19 persen, informasi dan komunikasi 10,88 persen, dan pengadaan air 4,56 persen.
"Jika pengadaan air terjadi negatif maka itu sangat mengkhawatirkan," kata Alamsyah.
Baca Juga
Dengan pertumbuhan ekonomi minus itu, Alamsyah memprediksi akan banyak orang yang kehilangan pekerjaannya, terutama sektor yang terdampak tersebut.
Oleh karenanya, dia mendorong agenda pemulihan ekonomi yang saat ini sudah berjalan bisa lebih cepat lagi.
Pihaknya pun akan fokus kepada untuk mencermati proses pemulihan ekonomi Indonesia supaya ke depannya tak terjadi maladministrasi dalam penyaluran dana-dana bantuan yang sifatnya pemulihan ekonomi secara nasional.
"Kami berharap proses pemulihan ekonomi berjalan dengan baik dengan akuntabilitas yang bisa dipertanggungjawabkan dan bebas dari maladministrasi."