Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transportasi Tekan Laju Ekonomi, Organda: Kami Korban Pandemi

Sektor transportasi dan pergudangan sebagai penyumbang kontraksi terbesar pada kuartal II/2020 merupakan bukti sebagai korban dari pandemi Covid-19.
Calon penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) berada di dekat loket pembelian tiket di Terminal Pulo Gebang di Jakarta, Kamis (23/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Calon penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) berada di dekat loket pembelian tiket di Terminal Pulo Gebang di Jakarta, Kamis (23/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Organda menilai kontribusi sektor transportasi dan pergudangan sebagai penyumbang kontraksi terdalam pada kuartal II/2020 sudah terlihat sejak Maret 2020, karena berbagai pembatasan yang menekan kinerja sektor ini.

Ketua DPP Organda Adrianto Djokosoetono mengatakan pihaknya sudah sering menyampaikan bahwa industri transportasi terdampak sangat parah karena pandemi Covid-19 ini, kontraksi pada kuartal II/2020 ini menjadi buktinya.

"Seperti yang DPP sering sampaikan sejak Maret 2020, memang industri transportasi menjadi salah satu korban yang cukup parah dari pandemi ini," katanya kepada Bisnis.com, Rabu (5/8/2020).

Dia menegaskan supaya bisa memantul tumbuh, sektor transportasi sangat bergantung pada pemulihan perekonomian secara umum. Dengan demikian, sebagai sektor penyokong, transportasi tak bisa tumbuh dengan sendirinya.

"Pertumbuhan transportasi bergantung kepada pemulihan ekonomi, jadi tidak serta merta bisa didorong pertumbuhannya," katanya.

Pandemi Covid-19 telah menciptakan efek domino dari kesehatan ke sosial dan ekonomi, dampaknya menghantam seluruh rumah tangga, UMKM, hingga korporasi. Sektor transportasi dan pergudangan merupakan sektor penyumbang kontraksi ekonomi Indonesia yang paling dalam pada kuartal II/2020, mencapai -30,84 persen secara year on year (yoy).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan penurunan terdalam terjadi pada seluruh moda transportasi, terdalam pada subsektor angkutan udara.

"Moda transportasi yang paling terpukul angkutan udara, kontraksi 80,23 persen, kemudian diikuti angkutan rel 63,75 persen. Kontraksi terjadi pada semua moda transportasi," katanya, Rabu (5/8/2020).

Suhariyanto menjelaskan, adanya imbauan kepada masyarakat untuk bekerja dan belajar dari rumah dan tidak adanya mudik pada liburan Idulfitri tahun ini mengakibatkan dampak yang luar biasa pada sektor tersebut. Adapun, BPS mencatat ekonomi Indonesia terkontraksi -5,32 persen secara year on year (yoy). Dibandingkan dengan kuartal I/2020, ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar -4,19 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper