Bisnis.com, JAKARTA - Organda menilai kontribusi sektor transportasi dan pergudangan sebagai penyumbang kontraksi terdalam pada kuartal II/2020 sudah terlihat sejak Maret 2020, karena berbagai pembatasan yang menekan kinerja sektor ini.
Ketua DPP Organda Adrianto Djokosoetono mengatakan pihaknya sudah sering menyampaikan bahwa industri transportasi terdampak sangat parah karena pandemi Covid-19 ini, kontraksi pada kuartal II/2020 ini menjadi buktinya.
"Seperti yang DPP sering sampaikan sejak Maret 2020, memang industri transportasi menjadi salah satu korban yang cukup parah dari pandemi ini," katanya kepada Bisnis.com, Rabu (5/8/2020).
Dia menegaskan supaya bisa memantul tumbuh, sektor transportasi sangat bergantung pada pemulihan perekonomian secara umum. Dengan demikian, sebagai sektor penyokong, transportasi tak bisa tumbuh dengan sendirinya.
"Pertumbuhan transportasi bergantung kepada pemulihan ekonomi, jadi tidak serta merta bisa didorong pertumbuhannya," katanya.
Pandemi Covid-19 telah menciptakan efek domino dari kesehatan ke sosial dan ekonomi, dampaknya menghantam seluruh rumah tangga, UMKM, hingga korporasi. Sektor transportasi dan pergudangan merupakan sektor penyumbang kontraksi ekonomi Indonesia yang paling dalam pada kuartal II/2020, mencapai -30,84 persen secara year on year (yoy).
Baca Juga
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan penurunan terdalam terjadi pada seluruh moda transportasi, terdalam pada subsektor angkutan udara.
"Moda transportasi yang paling terpukul angkutan udara, kontraksi 80,23 persen, kemudian diikuti angkutan rel 63,75 persen. Kontraksi terjadi pada semua moda transportasi," katanya, Rabu (5/8/2020).
Suhariyanto menjelaskan, adanya imbauan kepada masyarakat untuk bekerja dan belajar dari rumah dan tidak adanya mudik pada liburan Idulfitri tahun ini mengakibatkan dampak yang luar biasa pada sektor tersebut. Adapun, BPS mencatat ekonomi Indonesia terkontraksi -5,32 persen secara year on year (yoy). Dibandingkan dengan kuartal I/2020, ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar -4,19 persen.