Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan otobus (PO) antarkota antarprovinsi (AKAP) mencatat kenaikan tipis jumlah penumpang pada libur Iduladha dipicu oleh kencederungan masyarakat yang tidak percaya keamanan angkutan umum di masa pandemi Covid-19 ini.
Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengatakan memang terjadi kenaikan jumlah penumpang, tetapi kenaikan tersebut hanya menambah dari biasanya okupansi hanya berkisar 40 persen dari kapasitas menjadi 70 persen sesuai dengan ketentuan pemerintah.
"Jumlah penumpang memang naik, sampai ke 70 persen tetapi kenaikan ini masih dengan hanya 40 persen armada yang beroperasi. Artinya, masih banyak bus yang tidak beroperasi," paparnya kepada Bisnis, Minggu (2/8/2020).
Dengan demikian, dia menegaskan libur panjang Iduladha ini tidak lonjakan penumpang yang signifikan. Adapun, terlihat kemacetan terjadi di beberapa titik akibat ramainya pengguna kendaraan pribadi.
"Menurut kami kemacetan kendaraan pribadi di tol Jakarta-Cikampek, Kamis [30/7/2020] bukti berhasilnya para pihak menggiring masyarakat untuk tidak menggunakan angkutan umum dengan berbagai alasannya," jelasnya.
Menurutnya, melihat tren ini menunjukkan masyarakat masih belum memiliki rasa percaya dan aman menggunakan angkutan umum. Pasalnya, di musim libur yang terjadi lonjakan pengguna kendaraan pribadi bukan angkutan umum.
Hal tersebut, kata Ketua Umum IPOMI, menjadi pekerjaan rumah bersama agar pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan transportasi guna mengembalikan kepercayaan masyarakat dalam menggunakan transportasi umum setelah pandemi virus Corona.
"Pada 2019 lalu, ketika Iduladha yang sudah-sudah pada H-7 sampai dengan H-1 terjadi lonjakan yang sangat signifikan pada angkutan bus umum, baik yang AKAP, AKDP sekalipun bus pariwisata. Namun tahun ini memprihatinkan," ujarnya.
Dia juga menyebut sejumlah tempat wisata juga ramai bukan oleh angkutan bus pariwisata melainkan dipenuhi kendaraan pribadi roda empat dan roda dua.