Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan konsumsi listrik hingga akhir tahun ini diproyeksikan akan minus 6,25 persen dibandingkan realisasi sepanjang 2019 sebagai dampak pandemi Covid-19.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, konsumsi listrik sepanjang semester I/2020 hanya tumbuh sebesar 0,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan konsumsi listrik paling banyak pada golongan pelanggan industri.
"Sosial tumbuhnya negatif 1,13 persen dibandingkan Juni 2019. Golongan bisnis turun 6,68 persen. Industri lebih parah, yakni turun 7,18 persen,"ujar Rida dalam konferensi pers virtual, Kamis (30/7/2020).
Adapun, konsumsi listrik pada pelanggan rumah tangga naik 9,84 persen seiring meningkatnya aktivitas di rumah akibat kebijakan work from home (WFH).
Peningkatan juga terjadi pada golongan traksi, curah, dan pelayanan khusus yang naik hampir 43 persen seiring mulai beroperasinya light rail transit (LRT) Jakarta pada awal tahun, sementara konsumsi listrik pada sektor pemerintah hanya tumbuh 1 persen.
Meski konsumsi listrik pada pelanggan rumah tangga meningkat, pertumbuhan konsumsi listrik pada pelanggan industri diperkirakan masih akan melambat. Bila kondisi pandemi berlanjut, pertumbuhan konsumsi listrik diproyeksikan akan tumbuh negatif hingga akhir tahun.
Baca Juga
"PLN memproyeksikan ke depan bila pandemi masih berlanjut, mereka memprediksi pertumbuhan konsumsi listrik hingga Desember 2020 minus 6,25 persen dibandingkan 2019," kata Rida.
Sementara itu, pertumbuhan konsumsi listrik pada Juni 2020 dibandingkan dengan Januari 2020 mengalami penurunan 7,06 persen. Penurunan konsumsi paling besar terjadi di wilayah Bali yang turun hingga 32,87 persen.
Diikuti oleh Banten -12,82 persen, Jawa Barat -10,57 persen, Sulawesi Selatan Tenggara -7,68 persen, Sumatra Barat -7,12 persen, Jawa Timur -6,33 persen, Jawa Tengah -6,28 persen, DKI Jakarta dan Tangerang -5,62 persen.