Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masa Pandemi, Jasa Line Maintenance Pesawat Lesu

Pengamat penerbangan menilai jasa perawatan ringan (line maintenance) cenderung lesu pada masa pandemi karena banyak pesawat yang tidak beroperasi.
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann

Bisnis.com, JAKARTA - Aspek perawatan ringan (line maintenance) akan mengalami dampak terbesar dari seluruh jasa perawatan pesawat selama pandemi akibat pengerjaannya yang harus berdasarkan operasional pesawat.

Pengamat dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soedjatman mengatakan selama pandemi maskapai tetap harus melakukan perawatan dan perbaikan berdasarkan jadwal berkala yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pada masa pandemi ini maskapai juga bisa berfokus pada reparasi yang memerlukan pekerjaan berat. Hal itu dikarenakan maskapai tidak berkejaran dengan waktu menerbangkan pesawat.

“Namun aspek perawatan ringan line maintenance, tentu terkena dampak besar karena itu berdasarkan pengoperasian pesawat. Untuk line maintenance ini ya tidak ada cara lain selain terus melakukan pemantauan pesawat yang tidak terbang,” jelasnya, Rabu (29/7/2020).

Gerry meyakini maskapai tetap melakukan perawatan penerbangan secara rutin dan memastikan tempat penyimpanan (storage) dan reaktivasi (reactivation) pesawat sesuai dengan standar operasional prosedur yang diterbitkan oleh pabrikan pesawat.

Sementara, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI) mengalami penurunan secara bisnis hingga sebesar 25-50 persen dan mulai melakukan peningkatan pangsa pasar internasional non-afiliasi.

Direktur Utama GMFI I Wayan Susena menuturkan secara garis besar pandemi Covid-19 mengakibatkan pembatasan aktivitas reparasi dan pemeliharaan (overhaul) pesawat udara. Selain itu juga pembatasan aktivitas line maintenance di sejumlah outstation yang terdampak penurunan aktivitas penerbangan serta pembatasan aktivitas distribusi akibat keterbatasan angkutan freighter.

Penurunan bisnis lebih tajam diperkirakan terjadi untuk semester I/2020. Berdasarkan laporan tertulisnya yang dikutip dari keterbukaan informasi publik, GMFI memproyeksikan penurunan laba bersih hingga sebesar 75 persen untuk periode yang berakhir per 30 Juni 2020 dibandingkan dengan pada 30 Juni 2019.

Namun, emiten di sektor pelayanan dan perawatan pesawat ini tetap berupaya mencari pelanggan-pelanggan baru dalam kondisi saat ini untuk menambah pendapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper