Bisnis.com, JAKARTA - Mantan menteri keuangan Chatib Basri berharap cakupan pemberian bantuan langsung tunai (BLT) dapat diperluas.
Hal tersebut diungkapkan Chatib Basri dalam Mid-Year Economic Outlook 2020 Bisnis Indonesia, Selasa (28/7/2020).
"Perluas coverage-nya jangan hanya yang miskin," ungkap Chatib.
Menurutnya, bantuan langsung tunai (BLT) lebih efektif karena penetapannya tidak harus lewat proses demokrasi, tidak ada 'titipan', beda dengan bantuan yang bahan sembako.
"Kenapa pesta perkawinan efektifnya kasih uang karena yang paling gampang cash transfer."
Chatib menyarankan agar insentif pajak sebaiknya dialihkan untuk bantuan langsung tunai. Pasalnya, perusahaan tidak bisa bayara pajak karena tidak ada aktivitas.
"Uang ini berikan saja ke BLT atau penjaminan kredit atau subsidi bunga. Kalau sudah selesai [pandemi] baru berikan insentif pajak," kata Chatib.
Setelah permintaan ada, ekspansi moneter bisa mengambil alih. Chatib menambahkan BLT seharusnya lebih Rp1 juta, dikali 30 juta rumah tangga miskin.
"Maka kita butuh Rp180 triliun bisa direalokasi dari Kementerian dan Lembaga, misalnya infrastruktur. Sekarang enggak perlu bangun infrastruktur, postpone tahun depan."